SOLOPOS.COM - Aktivitas Pabrik Gula (PG) Pagottan, Madiun, Selasa (4/8/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Fikri Yusuf)

Industri gula Jatim di bawah PTPN XI siap memacu produksi pada peak season giling tebu.

Madiunpos.com, PASURUAN — Sejumlah pabrik gula milik PT Perkebunan Nusantara XI memacu nilai produksi gula di paruh kedua tahun ini. Pasalnya, bulan Agustus dan September diklaim sebagai peak season giling tebu industri gula. Selain itu, pabrik gula mulai berani mengambil langkah inovatif demi kelangsungan operasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pabrik Gula (PG) Kedawoeng misalnya. Kendati baru terealisasi 45% pada semester I/2015, PG tersebut optimistis mencapai target produksi industri gula yang dipatok 23.000 ton di akhir tahun. Adapun jumlah tersebut naik 13,7% dari pencapaian tahun lalu 19.000 ton gula.

General Manager PG Kedawoeng Achmad Barnas mengatakan pabrik gula yang dinahkodainya kini baru memproduksi 9.000 ton gula pada semester I. Namun pihaknya optimistis merengkuh target di puncak musim giling.

Ekspedisi Mudik 2024

“Masih kurang 55% lagi bisa dikebut di musim puncak giling Agustus hingga September,” katanya kepada Bisnis saat ditemui dii Pabrik Gula Kedawoeng di Pasuruan, Senin (24/8).

Pabrik gula yang berdiri sejak 1889 itu membidik laba industri gulanya Rp1 miliar sepanjang 2015. Proyeksi tersebut merupakan langkah yang berani diterapkan mengingat perusahaan dirundung kerugian di tahun-tahun sebelumnya.

Meski tidak menyebutkan kerugian yang ditanggung, Achmad menuturkan menerapkan beberapa perbaikan untuk memompa produksi sekaligus mengeruk laba di tahun ini.

Salah satunya yaitu usaha menekan biaya sumber daya manusia. Menurutnya, selama ini profit pabrik tergerus karna tingginya biaya penggajian karyawan. Seperti diketahui, upah minimum regional di Kabupaten Pasuruan tembus Rp2.700.000.

Pabrik menerapkan pola tiga sif empat regu sehingga mengurangi bayaran jam lembur. Pihaknya mengklaim mampu menghemat biaya lembur hingga 70% periode Agustus 2014 hingga Agustus 2015.

Selain itu, pihaknya juga mendatangkan tebu pilihan dengan mutu manis, bersih dan segar (MBS). Adapun tebu didatangkan dari tiga kota andalan yaitu Lumajang, Mojokerto dan Malang.

“Ini demi mencapai produksi dengan rendemen incaran yaitu 7,5% dan harga lelang gula Rp9.830,” ujarnya.

Wonolongan Targetkan Rp4 Miliar
Sementara itu, Pabrik Gula Wonolongan di Probolinggo memproyeksikan laba Rp4 miliar sejalan dengan upaya peningkatan produksi gula dan penekanan harga pokok produksi (HPP).

General Manager PG Wonolangan Agus Setiono mengatakan tahun ini pihaknya sudah melakukan beberapa langkah perbaikan pabrik agar bisa menekan biaya produksi industri gula atau HPP hingga menjadi Rp7.000/Kg dari HPP tahun lalu yang mencapai Rp10.000/Kg.

“Tahun lalu kami sempat merugi karena tingginya HPP. Harapan kami bisa menekan HPP sampai Rp5.100/Kg,” katanya saat ditemui Bisnis di Pabrik Gula Wonolangan di Probolinggo, Senin (24/8/2015).

Dia memaparkan, dari segi off farm PG Wonolangan melakukan perbaikan pada pompa, ketel dan pipa yang bocor. Selain itu, pihaknya melakukan peningkatan produktivitas tenaga kerja , di mana satu pekerja bisa menangani pekerjaan lainnya.

“Tim pabrik kami juga selalu melakukan evaluasi dan tes terhadap semua alat sebelum giling agar betul-betul lancar, karena kunci utamanya agar marginya bagus ya kelancaran pabrik,” jelas Agus.

Kurangi Berhenti
Manager Pengolahan PG Wonolangan Teguh Anto Wibawa menambahkan, evaluasi saat akan giling tersebut juga mempengaruhi jam berhenti industri gula. Tahun lalu, ungkapnya, terjadi jam berhenti mesin hingga 22%, tetapi sekarang sudah bisa ditekan menjadi 5,7%.

Manager Tanaman PG Wonolangan Imam Fauzi mengatakan perbaikan juga sudah dilakukan di on farm, salah satunya menggunakan sistem informasi produksi gula (SIPG), serta mekanikasi saat musim tebang dan tanam.

“Mekanisasi jadi program unggulan tetapi memang belum bisa full mekanisasi atau masih sebatas membuka lahan,” katanya.

Adapun PG Wonolangan saat ini disuplai oleh tebu rakyat (TR) sekitar 95% dan sisanya tebu sendiri (TS). Dari total tebu rakyat, sebanyak 70% di antaranya berasal dari Lumajang dan sisanya dari Probolinggo.

Sedangkan luas tanam tahun ini diproyeksikan untuk TR yakni 3.976 Ha, dan TS seluas 139 Ha. Luas tersebut meningkat dibanding 2014 yakni untuk TR seluas 3.772 Ha, sedangkan luas tanam TS menuyusut menjadi 303 ha.

Produksi gula tahun ini pun ditargetkan bisa mencapai 21.639 ton atau meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya 19.460 ton. Sementara, rendemen sampai akhir musim giling tahun ini diproyeksikan bisa mencapai 8%, dari rendemen saat ini 7,49%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya