SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Mereka menuntut perhatian dan perlindungan Pemkab atas serbuan genteng dari luar Sleman.

Harianjogja.com, SLEMAN- Sekitar 50 orang perajin genteng asal Godean, Seyegan dan Minggir mendatangi kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Sleman, Rabu (10/8). Mereka menuntut perhatian dan perlindungan Pemkab atas serbuan genteng dari luar Sleman.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah seorang perajin genteng sokka Godean, Suroto mengatakan, akibat ulah segelintir orang yang hanya memikirkan keuntungan pribadi, harga jual genteng produk Godean turun drastis. “Mereka pedagang yang mencari genteng dari luar Sleman, kemudian diklaim sebagai produk genteng Godean. Harganya lebih murah. Selain merusak harga, mereka juga membuat penjualan kami turun,” kata Suroto saat melakukan audiensi di Kantor Disperindagkop Sleman, Rabu (10/8).

Kondisi tersebut, katanya, merugikan perajin. Pasalnya dari segi kualitas jauh lebih jelek dibandingkan produk genteng Godean. “Pembeli ketipu, tapi yang terkena imbas perajin. Orang tidak lagi membeli akibat ulah oknum pedagang itu. Kami menolak keberadaan mereka,” tegasnya.

Ketua Paguyuban Perajin Genteng Godean Manunggal Sembada Sukiman Hadi Wijoyo mengatakan, membanjirnya genteng luar Sleman di pasaran terjadi pascagempa bumi 2006 lalu. Pada 2007, permintaan genteng bahkan tercatat mencapai 200 juta biji untuk membangun sarana, prasarana dan permukiman warga korban gempa bumi. “Kami, perajin home industry jelas tidak mampu memenuhi kebutuhan saat itu. Kemudian datanglah ratusan truk tronton membawa genteng dari luar Sleman,” ujarnya.

Sayangnya, gempuran genteng dari luar Sleman masih terasa sampai saat ini. Kondisi tersebut menyebabkan usaha para perajin genteng di tiga kecamatan (Godean, Sayegan dan Minggir) lesu. Jumlah perajin pun berkurang dari awalnya 672 perajin, saat ini tersisa sekitar 560 perajin saja. “Itupun kondisinya kembang kempis. Kadang berproduksi tapi kebanyakan sudah tidak lagi berproduksi akibat serbuan genteng dari luar Sleman,” ujarnya.

Pihaknya berharap, Pemkab mampu melindungi produk genteng asli Sleman tersebut agar para perajin tetap eksis. Dia juga berharap, agar ada aturan ataupun larangan penjualan produksi genteng yang berbahan baku dari luar Sleman. “Kalau memang mau menjual produk dari luar Godean, mereka tidak boleh menggunakan nama Godean. Ada 11 pedagang yang melakukan itu sehingga perajin dirugikan,” katanya.

Paguyuban juga berharap agar Pemkab terlibat aktif memasarkan produk genteng Godean. Meski tidak hanya menunggu aksi nyata Pemkab, mereka berharap ada sinergitas antara perajin dengan Pemkab untuk bersama-sama melindungi produk asli Sleman itu. “Pemkab harus melindungi pengrajin. Kami berharap, setidaknya pada 24 Agustus mendatang ada perkembangan positif bagi kami,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya