SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Potensi industri fashion khas seperti batik dan lurik di Jogja dianggap belum digarap dengan maksimal. Hal ini diungkapkan oleh Dewi Setyowati, Pimpinan Bank Indonesia DIY kepada Harian Jogja, kemarin (26/7).

Ia mencontohkan, di Jogja pada umumnya untuk memesan satu setel pakaian di tukang jahit, dibutuhkan waktu paling cepat satu minggu. Itu pun, kata dia, sering tidak tepat waktu. Padahal sebagai salah satu tujuan wisata dan kegiatan nasional, Jogja sering dikunjungi oleh pendatang yang hanya punya waktu tidak lebih dari tiga hari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kalau dalam waktu satu hari kain batik dan lurik yang dijahit dengan berbagai model bisa jadi, tentu akan menarik perhatian pembeli,” jelasnya ketika menerima rombongan pengrajin fashion dari Bantul di Kantor BI, Jl. Panembahan Senopati, Jogja.

Dewi menambahkan, dalam industri fashion, produk Indonesia masih kalah bersaing dengan Vietnam, Thailand hingga China yang bisa membuat banyak baju dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu ia mengajak para alumni SMK yang bergerak di bidang fashion untuk membentuk sebuah kelompok usaha yang bisa memproduksi pakaian dalam waktu singkat.

Nantinya kelompok tersebut akan didampingi oleh pihak BI, baik itu berupa pengadaan alat, motivasi kewirausahaan, promosi hingga mencarikan investor. “Tapi yang penting mereka yang masih muda-muda itu serius dan mau maju,” ujarnya.(Harian Jogja/MG Noviarizal Fernandez)

Foto Ilustrasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya