SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

(jazzuality.com)

[SPFM], Nama Indra Lesmana sudah tidak asing dalam dunia musik di Indonesia. Bukan hanya karena bakatnya, namun juga konsistensinya dalam jalur jaz. Indra sendiri besar dalam lingkungan musisi. Ayahnya adalah musisi jaz Indonesia Jack Lesmana dan ibunya penyanyi senior Indonesia berdarah Minangkabau pada tahun 60-an Nien Lesmana. Sementara itu kakaknya Mira Lesmana dikenal sebagai produser film. Indra sudah malang melintang dalam dunia musik, baik lewat karir solo, duet bersama Gilang Ramadhan dan sang mantan isteri Sophia Latjuba, maupun berkolaborasi dengan musisi-musisi lain. Karena kiprahnya, dia ditunjuk sebagai salah satu juri ajang pencarian bakat Indonesian Idol tahun 2004-2008. Tahun 2011 lalu, dia juga menjadi juri ajang serupa The X Factor.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Peran besar sang ayah

Indra Lesmana mulai berkenalan dengan musik saat dia tampil bersama ayahnya di Bandung pada bulan Maret 1976. Dengan alat musik keyboard yang akhirnya menjadi instrument favoritnya Indra kemudian melanglangbuana dan hinggap dari satu konser jaz ke konser lainnya. Dia pernah sepanggung dengan Benny Likumahua dan penyanyi Broery Marantika. Tentu saja itu tak lepas dari campur tangan sang ayah. Begitu besarnya peran dan arti sang ayah dalam kehidupannya, membuat Indra Lesmana memilih nama “Ayahku Sahabatku” untuk judul album pertamanya. Bersama ayahnya pulalah Indra berkesempatan mengisi pekan budaya ASEAN Trade Fair di Australia sekitar tahun 1978. Bukan hanya sekadar manggung, Indra atas bantuan Kedutaan Australia, mendapatkan beasiswa penuh untuk sekolah di New South Wales Conservatorty School of Music di Sydney. Akhirnya Indra dan keluarganya bahkan menetap di benua kanguru itu.

Dari Australia sampai Amerika

Selama di Australia, Indra mendapatkan banyak ilmu dari Don Burrows, Roger Frampton dan Paul Mc Namara. Namun, gaya bermusik Indra sendiri banyak dipengaruhi oleh gaya John Coltrane, Miles Davis, Mc Coy Tynerdan Charlie Parker. Australia bukan menjadi satu-satunya benua tempat Indra Lesmana menimba ilmu. Namun selama di Australialah karier musiknya mulai berkembang. Di benua itu, Indra banyak berkolaborasi dengan musisi Australia terutama kelompok musik jazz kenamaan, seperti the Basement dan Soup Plus. Indra bersama ayahnya akhirnya membentuk band sendiri bernama “Jack and Indra Lesmana Quartet bersama Karim Suweileh dan James Morrison. Mereka merilis album “ Children of Fantasy “ tahun 1981 saat berkunjung ke Indonesia.

Kiprah Indra Lesmana di musik jaz akhirnya tercium oleh industri jaz Amerika. Adalah album ‘No Standing’ yang merupakan album Indra bersama bandnya Nebula yang menarik perhatian Zebra Records, perusahaan rekaman cabang dari MCA Records, yang akhirnya merilis album “No Standing” sebagai album solo Indra Lesmana di Amerika Serikat. Album tersebut dirilis di Amerika Serikat, dan setahun kemudian Indra pindah ke negeri Paman Sam itu. Album keduanya yang bertajuk “For Earth and Heaven” menjadi album internasionalnya yang kedua bersama Zebra Records. Kedua singlenya, “No Standing” (dari album “No Standing) dan “Stephanie” (dari album For Earth and Heaven) berhasil menduduki Billboard Charts untuk Jazz dan nomor satu di charts radio di Amerika Serikat.

Ikon jaz paling aktif

Di tanah air, Indra menjadi ikon jazz Indonesia dan menjadi musisi paling aktif dengan lebih dari 200 komposisi original, dan hampir 50 album, dengan 18 album solonya. Selain itu, Indra pun memproduseri beberapa album artis kenamaan tanah air, seperti Titi DJ (album Ekspresi), Sophia Latjuba (album Hanya Untukmu, Tiada Kata), Ermy Kulit (album Saat yang Terindah). Indra juga menggarap album soundtrack “Rumah ke Tujuh”, yang diproduseri kakaknya, Mira Lesmana.

Tahun 2010 lalu dia membentuk LLW yang tediri atas singkatan nama Indra Lesmana, Barry Likumahuwa dan Sandy Winarta.  Awal terbentuknya grup ini terjadi secara tidak sengaja, Indra Lesmana mencoba untuk membuat proyek Reborn yang dulu sempat dikerjakannya. Namun, lambat laun, justru pertemuan antara Barry dan Sandy menghasilkan LLW ini. Meski beraliran jazz, LLW menambahkan unsur rap dan DJ dalam lagu mereka. Lewat album Love, Life, Wisdom, LLW berhasil mencapai peringkat 18 dalam Most Download Album di iTunes mengalahkan album milik Norah Jones. Menurut Barry, munculnya nama LLW di chart album iTunes selain membuat dirinya kaget, tentu juga akan membawa dampak yang baik bagi perkembangan musik di Indonesia. Salah satunya, musik Indonesia tetap dipandang dan mendapat pengakuan di dunia internasional. [berbagai sumber/dtp]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya