Solopos.com, SOLO – Indonesia tak memiliki grand design atau desain besar pembangunan demokrasi. Praktik-praktik baik berdemokrasi, seperti pada era 1950-an dan setelah gerakan reformasi 1998, tak dijadikan landasan membangun demokrasi Indonesia.
Praktik demokrasi di Indonesia berbasis pragmatisme dan kontestasi semata-mata. Gerakan masyarakat sipil yang seharusnya mengoreksi realitas itu belakangan malah terfragmentasi. Pada saat yang sama oligarki menguat dan terus berkonsolidasi.
Sudah Langganan ? Login
Lanjutkan Membaca...
Silakan berlangganan untuk membaca artikel ini dan dapatkan berbagai konten menarik di Espos Plus.