SOLOPOS.COM - Ilustrasi BBM (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Solopos.com, JAKARTA -- Indonesia merupakan satu dari enam negara di dunia yang masih mempertahankan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) berkadar emisi tinggi seperti Premium.

Hal itu disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR pada Kamis (25/6/2020).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Untuk itu, pemerintah bakal mengurangi penggunaan bahan bakar minyak dengan kadar emisi tinggi seperti Premium dan Pertalite.

Anak Usia 12 Tahun Asal Kestalan Solo Positif Covid-19

Arifin Tasrif menyatakan Indonesia menjadi salah satu dari enam negara di dunia yang masih menggunakan BBM Premium atau Ron88. Padahal, banyak negara-negara lain sudah memiliki komitmen untuk menggunakan standar-standar baru untuk mengurangi emisi.

"Ke depannya akan ada penggantian untuk menggunakan energi yang lebih bersih yang dampaknya bisa meringankan beban lingkungan," kata seperti dikutip Bisnis.com.

Ini Daftar 5 Kecamatan di Klaten Masih Nihil Kasus Pasien Positif Covid-19

Sebelumnya, Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Fajriyah Usman, mengatakan jika merujuk pada ketentuan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) No. 20 Tahun 2017, disyaratkan standar baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor sesuai dengan standar Euro 4.

Dengan demikian, BBM yang digunakan untuk uji emisi agar minimal mengikuti RON minimal 91 atau CN minimal 51.

Untuk itu, Pertamina terus melakukan edukasi dan mendorong konsumen agar beralih menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan.

Luar Biasa! Hampir 2.000 Emak-Emak Borong ORI017

BBM yang Lebih Ramah Lingkungan

Dia menjelaskan sesuai kesepakatan dunia dan pemerintah, setiap negara berupaya menurunkan emisi karbon dan mengurangi polusi udara. Salah satunya dilakukan dengan menggunakan BBM yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan.

“Seperti yang sudah kita rasakan sejak PSBB [pembatasan sosial berskala besar], langit biru dan udara lebih baik. Untuk itu kami akan mendorong masyarakat untuk menggunakan produk yang lebih berkualitas,” kata dia dalam keterangan resminya, Kamis (18/6/2020).

Disebut Benny Tjokro Terkait Kasus Jiwasraya, Apa Kabar Saham Bakrie Group?

Dosen Senior School of Business and Management Institut Teknologi Bandung (SBM ITB), Widyawan Prawiraatmadja, menilai dengan penghapusan produk BBM seperti Premium dan Pertalite, pemerintah bisa mengubah sistem subsidi menjadi yang lebih tepat sasaran.

Menurut dia, pemerintah tidak perlu lagi menggelontorkan subsidi kepada suatu produk yang akhirnya bisa dinikmati seluruh golongan masyarakat.

"Subsidinya bukan dihilangkan tapi ditujukan sesuai dengan targetnya. Jadi kalau misalnya ditargetkan untuk dibantu kelompok 40 persen ke bawah ya subsidinya untuk orang tersebut," katanya dalam webinar yang diadakan Sekolah Kebijakan Publik yang dipandu Sudirman Said, Rabu (17/6/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya