SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, SLEMAN-Indonesia yang diwakili Dewan Energi Nasional (DEN) menjalin kerja sama dengan Pemerintah Swedia. Kerja sama tersebut bergerak di bidang energi baru dan terbarukan.

Sebagai langkah awal, kerja sama tersebut diwujudkan dengan membentuk lembaga The Indonesian-Swedish Initiative for Sustainable Energy Solutions (Insists) Universitas Gadjah Mada (UGM). “Rencana pertama kami akan membuat mikrohidro kontainer sebagai sumber energi listrik yang dapat dimanfaatkan oleh dunia industri. Penggunaannya mudah karena berbentuk portabel, ini berbeda dengan sumber tenaga mikrohidro biasa,” kata Sekjen DEN, Hadi Purnomo seusai penandatanganan MoU dengan Dubes Swedia untuk Indonesia, Ewa Polano di Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu (7/12/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Disampaikan Hadi, proyek mikrohidro kontainer tersebut akan selesai dan diproduksi untuk pemanfaatan dunia industri pada 2015 mendatang. “Ukurannya lebih kecil dan tak perlu membangun instalasi turbin dalam ukuran besar. Biaya produksinya juga. murah dan cocok bagi industri kecil. Ini bertujuan untuk mendorong atau  memperkuat industri dan mengurangi penggunaan energi fosil,” tutur Hadi.

Sementara, Polano mengatakan, Insists merupakan lembaga kerja sama pertama antara kedua negara. Dia optimistis, keberadaan Insists yang dimotori DEN dan para ahli UGM mampu meningkatkan riset dan penelitian terkait energi terbarukan.

“Pendirian kantor Insists di Jogja merupakan langkah tepat. Tapi, bukan berarti Insists tidak menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi lain, selain UGM. Insists akan membangun sistem energi berkelanjutan di Indonesia,” ujarnya.

Swedia, sambung Polano, memiliki teknologi dan lebih berpengalaman dalam mengembangkan energi baru terbarukan dan kami merasa perlu untuk menularkan kepada Indonesia. Berkaitan dengan pengembangan green energy, Insists menilai bidang  transportasi merupakan sektor yang penting untuk digarap sehingga penggunaan bahan bakar terutama untuk transportasi umum bisa lebih efisien. “Termasuk dalam hal manajerial transportasi,” kata Polano.

Melalui kerja sama kedua negara, Polano juga mengharapkan, ketergantungan  terhadap energi fosil akan makin kecil. “Kerja sama ini murni bertujuan  membangun sistem energi berkelanjutan, tanpa ada embel-embel kepentingan ekonomi maupun politik,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya