SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, JAKARTA -- Ekonomi Indonesia dihadapkan pada ancaman resesi. Hal itu sejalan dengan perkiraan ekonomi di kuartal II/2020 yang mengalami tekanan dalam dan berpotensi negatif.

Selanjutnya, kondisi ekonomi pada kuartal III/2020 juga besar kemungkinan negatif. Pertumbuhan ekonomi negatif di dua kuartal menandakan Indonesia masuk ke zona resesi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Untuk diketahui, dalam ekonomi makro, resesi atau kemerosotan ekonomi adalah kondisi ketika PDB menurun. Teknisnya, resesi terjadi jika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.

Update Covid-19 Boyolali: Positif Tambah 10 Orang, 1 Pasien Asal Juwangi Meninggal Dunia

Asisten Gubernur Bank Indonesia Juda Agung menyampaikan dampak pandemi Covid-19 cukup masif terhadap perekonomian Indonesia. Hal itu karena, pandemi ini menekan korporasi, UMKM, perbankan, dan sistem keuangan secara keseluruhan.

Berdasarkan pantauan Bank Indonesia, data penjualan korporasi saat ini sudah mengalami pertumbuhan negatif. Menurut Juda, hal ini mengkonfirmasi pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2020 akan tercatat negatif.

Juda juga memprediksi, kemungkinan ekonomi Indonesia di kuartal III/2020 masih akan tercatat negatif, yang artinya Indonesia masuk zona resesi. Oleh karenanya, Bank Indonesia bersama dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan terus berupaya menjaga risiko agar ekonomi Indonesia tidak tertekan terlalu dalam.

Curhat Rudy Kecewa Rekomendasi PDIP di Pilkada Solo Jatuh ke Gibran-Teguh

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III/2020 Diperkirakan Negatif

"Pertumbuhan di kuartal ketiga dari BI, kami perkirakan masih akan negatif. Kita balapan dengan waktu, bagaimana kebijakan yang sudah diambil pemerintah dan KSSK bisa mencegah terjadinya risiko kita masuk resesi yang dalam," katanya dalam Webinar Strategi Pengelolaan Risiko Pembiayaan Syariah Pasca Covid-19, Kamis (23/7/2020).

Oleh karenanya, Juda mengatakan ekonomi pada tahun ini berisiko tumbuh negatif. Hal itu karena ekonomi diprediksi baru akan membaik pada kuartal IV/2020 tahun ini.

Mantap! Mal di Soloraya Ini Gelar Wedding Virtual, Biayanya Rp25 Juta

"Ekonomi full year tahun ini ada risiko tumbuh negatif, kalau positif, akan kecil. Tahun depan kita proyeksikan ekonomi akan rebound, dengan asumsi Covid-19 sudah tertangani dengan baik," jelas dia.

Menurut Juda, ada dua faktor penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan. Pertama, yaitu seberapa efektif Indonesia bisa menangani pandemi, faktor kedisiplinan sangat diperlukan dari semua pihak.

Kedua, adalah seberapa efektif langkah Indonesia dalam melakukan pemulihan ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya