SOLOPOS.COM - Ilustrasi pesawat milik maskapai penerbangan Lion Air (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, JAKARTA — Indonesia dan Malaysia bersaing menjadi penyedia maskapai bertarif rendah atau low cost carrier (LCC) terunggul di Asia Tenggara. Setidaknya, itulah yang dipaparkan dalam data situs pencarian perjalanan Asia Pasifik Wego yang dipublikasikan dalam siaran pers, Kamis (23/1/2014).

Dengan lebih dari 30 kemitraan LCC yang ditampilkan di Wego, Chief Flights Officer Wego, Dean Wicks, mengamati adanya rekor baru yang tercipta di sektor LCC Asia. “Malaysia tampak memimpin dengan Air Asia dan enam maskapai regional yang beroperasi di bawahnya, dan masing-masing masuk dalam sepuluh besar LCC di kawasan Asia Pasifik.” ujar Dean. “Air Asia saat ini memiliki armada terbanyak dengan jumlah 520 pesawat termasuk pesanan, namun sebentar lagi Lion Air akan menyusul dengan 721 pesawat termasuk pesanan,” tambah Dean Wicks.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara itu, Lion Air dikenal di pasar domestik Indonesia. “Maskapai penerbangan ini akan memerlukan komitmen investasi besar untuk mengembangkan kesadaran merek dan meraih pangsa pasar, sehingga dapat bersaing di wilayah mapan Air Asia. Akan menarik melihat keduanya bersaing di wilayah Asia,” kata Dean Wicks.

Dean juga mengatakan maskapai penerbangan saat ini dapat berkembang cepat berkat model afiliasi dan subsider. “Air Asia telah sukses dengan enam merek regional dan saat ini Lion Air tengah berada di jalur yang sama,” terangnya.

Sementara itu, Malindo Air memiliki rencana besar untuk Malaysia, dimulai dengan ekspansi ke sejumlah destinasi baru dan bersaing head to head dengan Air Asia. “Malindo saat ini memiliki 12 pesawat dan berencana untuk menambah armada hingga lebih dari 100 pesawat pada satu dekade ke depan.” ujar Dean.

Bersanding dengan rute-rute yang dimiliki Air Asia saat ini, Malindo juga menambah dua lokasi strategis, yakni dari Kuala Lumpur ke Ahmedabad (Gujarat, India) dan Chittagong (Bangladesh).  “Dengan populasi di Bangladesh yang mencapai 150 juta dan ketiadaan layanan maskapai bertarif rendah, bisa Anda bayangkan betapa rute-rute ini akan menjadi populer,”sebutnya.

Menambah rekor maskapai bertarif rendah di Asia Pasifik yang saat ini jumlah armadanya mencapai 1.000 pesawat (dengan 1.500 pesawat pesanan), Scoot dari Singapura akan bergabung dengan Nok Air, dan LCC asal Thailand, dan Tigerair telah mengumumkan gabungan usaha mereka dengan China Airlines untuk meluncurkan Tigerair Taiwan.

LCC terbesar Filipina, Cebu Pacific, minggu lalu baru saja mengakuisisi Tigerair Filipina, sementara VietJetAir tengah berdiskusi dengan afiliasi-afiliasi di Thailand dan Malaysia, yang seluruhnya mengikuti model afiliasi Air Asia. “Sepuluh LCC tambahan akan diluncurkan pada 2014 dan ditambah rencana ekspansi dan penambahan pesawat oleh pemain yang ada membuat persaingan di langit Asia Tenggara menjadi semakin ketat,” kata Dean.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya