SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo [SPFM], Indonesia kekurangan tenaga wasit, yang mampu memimpin pertandingan difabel berskala internasional. Hal ini diungkapkan Ketua Indonesia Asean ParaGames Organizing Committee (INASPOC) James Tangkudung, saat mengevaluasi penyelenggaraan APG di kota Solo. Menurutnya, kendala yang dialami para wasit yang ada, adalah ketidakmampuan mereka dalam berbahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Hal ini menjadi kendala utama, karena wasit berstandar internasional, harus mempunyai kemampuan tersebut. James menjelaskan, dalam APG ke-6 ini, pihaknya harus menyewa 80 wasit dari luar negeri, yang memiliki sertifikasi internasional. James berharap, pemerintah melalui Kemenpora dapat meningkatkan kualitas SDM para wasit, sehingga jumlah wasit indonesia yang bersertifikasi internasional akan bertambah, untuk dimanfaatkan dalam pertandingan berskala internasional yang dihelat di Indonesia.

Sementara itu, James juga mengungkapkan bahwa penyelenggaraan APG di kota Solo, memakan dana hingga 100 miliar rupiah. Dari total dana tersebut 48 miliar diantaranya diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah selaku panitia lokal, untuk pembangunan venue dan keperluan lainnya. James menambahkan, pada APG ini pihaknya juga merekrut 1.500  Liaison Officer (LO), yang mayoritas merupakan mahasiswa dari kota Solo dan sekitarnya. Menurutnya ajang APG ini juga membawa dampak berlanjut yang baik bagi setiap pihak, khususnya di bidang ekonomi. [SPFM/lia]

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya