SOLOPOS.COM - Executive Vice President (EVP) Human Capital and Corporate Affairs GMF, Harkandri M Dahler (tengah), secara simbolis menyerahkan segaram kepada siswa Program Pelatihan Perawatan Struktur Badan Pesawat di Solo Techno Park (STP), Senin (10/12/2012). (JIBI/Solopos/Dok.)

Executive Vice President (EVP) Human Capital and Corporate Affairs GMF, Harkandri M Dahler (tengah), secara simbolis menyerahkan segaram kepada siswa Program Pelatihan Perawatan Struktur Badan Pesawat di Solo Techno Park (STP), Senin (10/12/2012). (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

SOLO — Garuda Manufacturing Facility (GMF) AeroAsia memperkirakan saat ini Indonesia kekurangan 7.500 teknisi trampil di bidang pesawat terbang. GMF AeroAsia juga mulai merasakan kondisi ini seiring semakin tumbuhnya industri penerbangan dan semakin meningkatnya jumlah pesawat yang dioperasikan maskapai.

Promosi Jadi Merek Bank Paling Berharga di RI, Nilai Brand BRI Capai US$5,3 Miliar

Executive Vice President (EVP) Human Capital and Corporate Affairs GMF, Harkandri M Dahler, menyampaikan industri penerbangan adalah industri yang mengalami pertumbuhan paling pesat dibanding industri lain, dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.

“Berdasar data yang diterbitkan Dirjen Perhubungan Udara, permintaan pesawat komersial berkapasitas lebih dari 100 kursi mencapai 304 unit di tahun 2011. Dan sampai dengan tahun 2016 permintaan akan meningkat hingga 480 unit,” kata Harkandri, kepada wartawan, di sela-sela Pembukaan Program Pelatihan Perawatan Struktur Badan Pesawat di Solo Techno Park (STP), Senin (10/12/2012).

Kemudian, kata dia, penumpang pesawat domestik per semester I-2012 tercatat 33,7 juta atau naik 19,5% dibanding periode yang sama tahun lalu 28,2 juta penumpang. Seiring dengan jumlah pesawat baik yang sudah dioperasikan maupun yang baru dipesan, maka akan menjadi pasar potensial bagi jasa perawatan pesawat. Dia memperkirakan, pasar perawatan pesawat di Indonesia tahun 2016 akan mencapai lebih dari US$2 miliar, naik signifikan dari pasar tahun 2011 yang tercatat hanya US$850 juta.

“Kenaikan pasar ini tentu akan menambah kebutuhan teknisi. Sayangnya, ketersediaan teknisi khususnya tenaga trampil masih sangat minim. Kebutuhan yang saat ini belum bisa dipenuhi mencapai 7.500 orang. Bagi GMF, mungkin bisa terpenuhi sekitar 5-6 tahun lagi,” papar dia.

Dia mengakui,GMF pernah lengah tidak melakukan perekrutan teknisi selama sembilan hingga sepuluh tahun. Maka, saat ini GMF berupaya memenuhi kebutuhan teknisi perawatan pesawat terbang dengan menggandeng STP, SMK dan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.

Dari sisi akses kapasitas perawatan, GMF AeroAsia juga akan membangun hanggar keempat, Desember ini. “Selama ini kami sudah punya tiga hanggar. Kami akan menambah satu hanggar dengan kapasitas 17 line dan khusus melayani pesawat-pesawat kecil.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya