SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO–Program bandara ramah wisatawan dinilai menjadi salah satu aspek mutlak untuk meningkatkan konektivitas di kawasan Asia Pasifik. Gagasan tersebut muncul dalam pertemuan ke-42 APEC Tourism Working Group (TWG) yang diselenggarakan di Hotel Novotel Solo, Senin-Jumat (23-26/4/2013).

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), I Gde Pitana, menyampaikan gagasan tersebut merupakan gagasan yang disampaikan pihak Indonesia, dan telah mendapat respons positif dari anggota ekonomi APEC dan dukungan dari organisasi internasional Pacific Asia Travel Association (PATA) serta World Tourism Organization (UNWTO).

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Bandara yang akan disiapkan sebagai bandara ramah wisatawan selanjutnya disebut airport friendly. Di antaranya Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Ngurah Rai Bali, Bandara Hassanudin Makassar dan beberapa bandara lain yang berada di wilayah tujuan wisata.

Ketua APEC Tourism Working Group, Javier Esteban Guilleremo, menyampaikan program bandara ramah wisatawan merupakan salah satu bagian dari tema dan prioritas pertemuan APEC kali ini yaitu peningkatan travel facilitation. Travel facilitation akan mendukung pertumbuhan sektor pariwisata di kawasan Asia Pasifik dengan tujuan mempercepat, mempermudah dan meningkatkan konektivitas, yang selama ini sudah tumbuh rata-rata 3,3 persen per tahun.

Beberapa hal yang diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan perputaran wisatawan antara lain terkait kemudahan layanan imigrasi di bandara. Diharapkan dengan adanya APEC Business Travel Card akan mempermudah wisatawan berkunjung ke negara lain. Konsep ini akan memunculkan trusted traveller atau wisatawan terpercaya. Wisatawan terpercaya bisa disebut dengan repeater yang berkali-kali datang untuk berwisata. Pemeriksaan bagasi bagi wisatawan ini juga diharapkan bisa lebih cepat.

“Wisatawan terpercaya ini harapannya tidak dipersulit saat melalui proses imigrasi. Untuk mempermudah, kantor imigrasi yang bersangkutan sudah ada informasi dari airline mengenai wisatawan yang akan datang. Jadi wisatawan sampai di bandara tinggal lewat saja,” kata Javier, di sela-sela konferensi pers yang diselenggarakan di Hotel Novotel Solo, Rabu (24/4/2013).

Tidak hanya kemudahan dari sisi administrasi, I Gde Pitana kembali menambahkan bahwa usulan dari Kementerian Perhubungan, konsep pengembangan bandara secara fisik juga akan disesuaikan dengan potensi wisata setempat.

“Seperti di NTT, maka bandaranya akan dikonsep seperti bentuk komodo.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya