SOLOPOS.COM - Menteri Pariwisata, Arief Yahya (dua dari kanan), menempa besi bahan keris seusai membuka acara Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) 2015 di Benteng Vastenburg Solo, Kamis (22/10/2015). Rangkaian acara ICCC 2015 berlangsung hingga 25 Oktober 2015. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Indonesia Creative Cities Conference 2015 dilaksanakan di Solo yang dibuka oleh Menpar Arief Yahya.

Solopos.com, SOLO — Ajang tukar pengalaman kota kreatif yang dibungkus lewat Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) resmi dibuka Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Benteng Vastenburg, Kamis (22/10/2015) malam. Ke depan Solo diharapkan bisa menjadi kiblat ekonomi kreatif Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menpar mengimbau dampak hajatan kreatif bagi Solo selaku tuan rumah konferensi tindak mandek selesai kegiatan Minggu (25/10/2015) nanti.

Dia menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang tahun ini baru mengundang 30.000 orang, selepas penyematan label kota kreatif, jumlah kunjungan bisa menembus angka 100.000 orang pada 2019 mendatang.

“Kalau melihat potensinya, tidak mungkin Solo tidak bisa menggaet 100.000 wisman. Artinya, kalau setiap orang menghabiskan [duit] rata-rata $1.000/orang, hasilnya bisa $100.000.000 atau Rp1,4 triliun. Menyentuh Solo itu gampang, tinggal dipromosikan,” terangnya ketika berbincara dengan wartawan di sela acara pembukaan.

Menpar menyebutkan budaya menjadi tulang punggung pariwisata Kota Bengawan. Hal ini sejalan dengan iklim pariwisata di Indonesia yang 60% di antaranya berbasis budaya.

“Kita boleh menggunakan values Spirit of Java sebagai kreasi. Solo itu luar biasa kreatif. Calendar of creative event terbaik di Indonesia. Ada sekitar 56 event setahun. Dengan angka jumlah wisman yang hanya 30.000, itu yang salah Kemenpar,” kelakarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menpar mengevaluasi hajatan ICCC dengan skor C alias kurang. Nilai tersebut diberikan lantaran penyelenggara belum berhasil menggaungkan acara di dunia global.

Menpar menyebut gema suatu acara kreatif penting karena bisa memberikan kontribusi ekonomi bagi masyarakat sekitarnya.

“Solo menjadi inisiator terbentuknya ICCN [Indonesia Creative Cities Network]. Deklarasi pertama di Solo. Nilainya C. Kurang. Makanya kami berikan inkubasi dalam bentuk creative camp dan creative centre biar nilainya menjadi B. Biar nilainya menjadi A, penggunaan promosi digital media tidak bisa dihindarkan lagi. Kita harus menjadi bagian dunia karena saat ini dunia borderless [tanpa batas]. Saya ingin membangun digital environment di Solo,” terangnya.

Disinggung soal pemilihan Solo sebagai tuan rumah ICCC, Menpar mengemukakan alasannya.

“Ini hasil kesepakatan antarkota kreatif di Bandung. Yang jadi tuan rumah konferensi kota kreatif adalah Solo. Hasilnya kegiatan ini nanti membuat Indonesia Creative City Network. Sekretariatnya juga di Solo. Hal itu tentunya menguntungkan Solo. Kota ini akan menjadi kiblat ekonomi kreatif Indonesia,” kata dia.

Penjabat (Pj) Wali Kota Solo Budi Suharto mengimbau jajarannya mendorong sektor industri kreatif sebagai salah satu motor penggerak perekonomian Kota Bengawan.

“Industri kreatif seiring berkembangnya waktu bisa memberikan kontribusi pada individu. ICCC ini diharapkan bisa menjadi motor penggerak dan sarana kekuatan lokal untuk meningkatkan kreativitas,” pesannya.

Sementara itu, Ketua Kadin Solo Sri Haryanto pemberian label kota kreatif bagi Kota Solo menambah kepercayaan diri pengusaha.

“Tentunya kepercayaan diri pengusaha makin bertambah. Selain itu, pasti dampaknya investor makin melirik Kota Solo. Semoga ICCC bisa menjadi semangat bagi dunia usaha di Solo,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya