SOLOPOS.COM - Model menggunakan kostum Red Batik berpose saat parade di kawasan car free day (CFD), Jl. Slamet Riyadi Solo, Minggu (25/10/2015). Parade tersebut digelar sebagai rangkaian pesta rakyat memeriahkan Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) 2015. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

 Indonesia Creative Cities Conference 2015 dilaksanakan di Solo.

Solopos.com, SOLO — Pembacaan Deklarasi Kota Kreatif di Tugu Titik Nol Kota Solo, Minggu (25/10/2015) pagi, menandai puncak rangkaian acara Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) 2015.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Deklarasi tersebut nantinya bakal menjadi acuan pembentukan jaringan kota/kabupaten kreatif di Indonesia.

Fasilitator sekaligus Konseptor Deklarasi Kota Kreatif, Gustaff Harriman Iskandar, mengatakan pokok deklarasi yang dirumuskan dalam sharing kegiatan ICCC 2015 di Gedung Bank Indonesia, Jumat-Sabtu (23-24/10/2015), berisi rekomendasi kebijakan, program, dan instrumen untuk penilaian jaringan kota kreatif di Indonesia.

“Deklarasi ini menjadi dokumen resmi pembentukan jaringan kota kreatif di Indonesia. Ketiga tools [perangkat yang disebutkan dalam pokok deklarasi] menjadi rekomendasi landasan program kerja lembaga ke depan,” jelasnya ketika berbincang dengan wartawan selepas acara.

Pascapertemuan kota/kabupaten kreatif di Solo, imbuhnya, jaringan yang sudah terbentuk tersebut selanjutnya menindaklanjuti mandat konferensi untuk segera membentuk wadah berbadan hukum.

“Ke depan tim formaturnya sudah harus segera membentuk struktur lembaga dan meresmikannya menjadi lembaga berbadan hukum,” terang dia.

Selepas memiliki ketetapan hukum, pengelola komunitas kreatif Common Room asal Bandung ini menyebutkan tugas lanjutan dari jaringan kota kreatif adalah berperan aktif memajukan ekonomi kreatif dalam negeri.

“Lembaga jaringan kota/kabupaten kreatif yang terbentuk akan menjadi mitra pemerintah atau lembaga yang terkait untuk mendorong dan mendukung perkembangan potensi kreativitas di daerah kabupaten/kota se-Indonesia. Tugas selanjutnya, menyelenggarakan konferensi kota/kabupaten kreatif di Malang pada April mendatang,” beber dia.

Lebih lanjut Gustaff menambahkan beberapa jaringan kota kreatif di Indonesia seperti Bandung, Solo, Denpasar, serta Pekalongan, selama ini telah memetakan potensi kreativitas yang ada di wilayahnya.

Selepas kegiatan yang melibatkan 52 kota/kabupaten di Indonesia tersebut, Gustaff berharap daerah lain yang belum memiliki peta potensi kreatif terdorong membuat pemetaan sejenis guna membuka ruang kolaborasi antardaerah di Indonesia.

Ketua Formatur Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia atau Indonesia Creative Cities Network (ICCN), Paulus Mintarga, mengemukakan selepas konferensi pihaknya memiliki dua tugas utama yakni konsolidasi ke dalam bersama quadro helix yang terdiri atas unsur akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan pemerintah; serta konsolidasi ke luar bersama tujuh kota/kabupaten kreatif lainnya.

“Kami harus segera konsolidasi ke dalam dan ke luar. Peran quadro helix sangat luar biasa. Bisa dibuktikan dengan keberhasilan Solo selaku tuan rumah penyelenggara ICCC. Semua kota/kabupaten yang ikut undangan meng kuinya. Kami juga akan melakukan konsolidasi dengan tim formatur lain dari Malang, Bandung, Denpasar, Jogja, Sawahlunto, Makassar, serta Minahasa,” paparnya.

Paulus mengemukakan melalui rapat pleno Kota Solo ditunjuk sebagai Sekretariat Nasional Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia. Menurutnya, kepercayaan tersebut bakal berdampak memajukan industri kreatif di Kota Bengawan.

“Ini saatnya Solo sejajar dengan kota lain. Solo juga menjadi bagian leadership untuk menuju kebersamaan. Kota ini akan berdaya dalam hal ini memberdayakan industri kreatif,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya