SOLOPOS.COM - Serpihan kayu terlontar tatkala bom diledakkan dengan semburat api dari lambung kapal nelayan asing pelaku ilegal fishing yang ditenggelamkan di perairan Bitung, Sulawesi Utara, Rabu (20/5/2015). Asap membubung, mengiringi tenggelamnya sisa wujud kapal haram pencuri kekayaan laut Indonesia itu. (JIBI/Solopos/Antara/Fiqman Sunandar)

Indonesia membuka data kapal ikan di perairan RI kepada dunia. Menteru Susi Pudjiastuti menantang negara lain melakukan hal serupa.

Solopos.com, JAKARTA — Indonesia membuka data kapal-kapal perikanan yang beroperasi di 11 wilayah pengelolaan perikanan (WPP) RI ke dunia melalui peluncuran Global Fishing Watch di Washington, Amerika Serikat.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang menghadiri peluncuran itu di sela lawatannya ke Negeri Paman Sam mengatakan komitmen Indonesia berbagi data itu merupakan bagian upaya membebaskan perairan RI dari praktik penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing).

Ekspedisi Mudik 2024

Platform teknologi itu mendaulat Indonesia menjadi negara pertama yang berkomitmen berbagi data sistem pemantauan kapal atau vessel monitoring system (VMS). VMS selama ini menjadi sistem pemantauan yang diwajibkan pemerintah kepada perusahaan penangkapan ikan komersial.

“Saya percaya ini merupakan terobosan yang sangat dibutuhkan dunia untuk melawan IUU fishing. Semua orang harus bisa mengakses keberadaan ikan untuk dikonsumsi sebagai sumber kehidupan,” kata Susi dalam keterangan resmi, Jumat (16/9/2016).

Namun, dia mengingatkan masing-masing negara untuk menghormati kedaulatan negara lain. Susi menuturkan IUU Fishing merupakan kejahatan global yang untuk mengakhirinya harus menggunakan perangkat yang bisa mengawasi dan mencatat semua kegiatan penangkapan ikan di perairan Indonesia.

Adapun platform Global Fishing Watch yang digunakan untuk kepentingan pengawasan KKP adalah data real time. Adapun untuk feeding data, VMS di internal KKP akan diadakan segera dengan hasil yang lengkap, mencakup semua data VMS di 11 WPP.

Global Fishing Watch merupakan konsorsium yang terdiri atas Google Earth Outreach, Sky Truth, dan Oceana yang menyediakan perangkat visualisasi aktivitas pergerakan kapal global berbasis sistem identifikasi otomatis (AIS). Dengan menggabungkan data VMS dan AIS, maka visualiasi pergerakan kapal penangkapan ikan di Indonesia bisa dilihat di Google Earth dan Google Maps.

AIS dirancang sebagai platform keamanan bagi kapal agar terhindar dari tabrakan di laut. Sistem itu menampilkan secara cukup akurat a.l. identitas kapal, lokasi, kecepatan, hingga arah tujuan kapal. Dalam sistem Global Fishing Watch, data-data VMS terhubung secara komputasi awan.

“Saya berharap negara-negara lain bisa memanfaatkan Global Fishing Watch dengan positif, karena penggunaan GFC ini bukan hanya soal monitoring. Data yang digunakan juga sebagai timbal balik untuk pemerintah dan reformasi kebijakan yang lebih baik,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya