SOLOPOS.COM - BUATAN DALAM NEGERI -- Simulator helikopter seperti dalam ilustrasi ini sudah bisa dibuat sendiri oleh Indonesia dengan melibatkan sejumlah pihak luar. Ke depan, simulator untuk pesawat tempur canggih Sukhoi juga akan dibuat sendiri. (ruag.ch)

Bogor (Solopos.com) – Indonesia akan segera membangun simulator pesawat jet tempur Sukhoi untuk menempa keterampilan dan kemampuan para pilot pesawat tempur tersebut secara intensif, efektif dan efisien. Hal ini diungkapkan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat seusai peresmian simulator helikopter Super Puma NAS 332 di Lanud Atang Senjaya, Bogor, Kamis (29/9/2011).

BUATAN DALAM NEGERI -- Simulator helikopter seperti dalam ilustrasi ini sudah bisa dibuat sendiri oleh Indonesia dengan melibatkan sejumlah pihak luar. Ke depan, simulator untuk pesawat tempur canggih Sukhoi juga akan dibuat sendiri. (ruag.ch)

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

KSAU mengatakan, penjajakan soal pembangunan ini sudah lama dan akan mulai dimantapkan pada 2012. Ia menambahkan, pembangunan simulator itu akan diusahakan melibatkan PT Dirgantara Indonesia dengan beberapa perusahaan mancanegara. “Perusahaan mancanegara kemungkinan bisa dari Rusia, China atau Kanada. Ini semua kita jajaki,” kata Imam. Ia menegaskan, dengan adanya simulator tersebut maka keahlian dan kemampuan para pilot pesawat jet tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara dapat terus diasah dan ditingkatkan dengan efektif dan efisien.

“Bayangkan jika kita berlatih dengan pesawat yang sesungguhnya. Berapa biaya yang harus dikeluarkan…bisa ratusan juta rupiah. Di Rusia pun pesawat Sukhoi tidak dipakai setiap hari,” tutur Imam. Ia menambahkan, pembangunan simulator Sukhoi akan ditempatkan di Skuadron Udara 11 Pangkalan Udara Sultan Hassanuddin, Makassar. Indonesia selama ini mengirimkan penerbang Sukhoinya ke Rusia selaku produsen dan pengguna, atau China yang telah memiliki pabrik dan simulator Sukhoi.

Sedangkan simulator helikopter Super Puma yang baru saja diresmikan itu dibangun empat pihak yakni PT Dirgantara Indonesia (perakitan, desain, instrumen avionik), DSL Inggris (pengerjaan sistem komputer avionik, visual sistem), Belanda (sistem gerak) dan AS (radar). KSAU mengatakan, keberadaan Simulator NAS-332 Super Puma merupakan salah satu terobosan strategis dalam meningkatkan keahlian personel TNI AU khususnya helikopter. “Ini sangat berguna, selain menghemat biaya latihan juga untuk latihan militer,” katanya.

JIBI/SOLOPOS/Ant

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya