SOLOPOS.COM - Gibran Rakabuming Raka saat mendatangi Kantor DPC PDIP Solo, Senin (23/9/2019). (Solopos-Nicolous Irawan)

Solopos.com, JAKARTA -- Sinyal kuat putra pertama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming, maju di Pilkada Solo 2020 menjadi isu panas nasional. Setelah Fahri Hamzah mengingatkan anggapan publik adanya politik dinasti, kini Indo Barometer mengatakan hal serupa.

Founder lembaga survei Indo Barometer M Qodari menilai pencalonan Gibran ini memang bakal riuh terbaca sebagai dinasti politik sang Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pasalnya, ada kesan anggota keluarga yang menjadi penerus jabatan publik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca juga: Fahri Hamzah ke Gibran: Jangan Susu Sebelanga Rusak, Mending Dibikin Martabak

"Mau enggak mau orang akan membaca seperti itu karena dinasti politik terdefinisi di mana keluarga menjadi penerus atau menjadi suksesor untuk jabatan publik, terutama kepala daerah dan kepala pemerintahan," kata Qodari kepada wartawan, Rabu (9/10/2019), dilansir Detik.com.

Qodari memandang dinasti politik selalu jadi pro dan kontra. Yang pro maupun kontra punya argumen sendiri-sendiri.

"Yang pro mengatakan ya namanya minat orang ya wajar dong bapaknya jadi pengusaha anaknya pengin jadi pengusaha, bapaknya wali kota anaknya juga ingin jadi wali kota," ungkap Qodari.

"Yang kontra mengatakan harus kasih kesempatan dengan orang lain. Biasanya dianggap anak atau keluarga itu mendapatkan dukungan atau insentif politik lebih dengan politisi di luar itu. Itu kontranya," imbuh Qodari.

Baca juga: Pilkada Solo: Advokat Henry Indraguna Siap Gandeng Gibran Via Jalur Independen

Pada akhirnya, menurut Qodari, dinasti politik menuntut bukti. Sang calon harus membuktikan bahwa manuvernya bukan semata bagian dari politik dinasti.

"Siapa pun yang menjadi keluarga besar politik harus menghadapi tudingan itu. Menurut saya, ujungnya hanya satu, sang calon harus membuktikan bahwa dia layak dengan cara menunjukkan program, tampil bagus di debat dan semuanya kembali ke masyarakat," pungkasnya.

Sebelumnya mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah juga memberikan saran serupa untuk Gibran. Fahri Hamzah meminta agar Gibran tak terburu-buru ambil bagian dalam kontestasi politik itu. Meski itu adalah hak Gibran dan bisa jadi dipilih rakyat, Fahri menyebut hal itu justru membebani Jokowi yang masih menjabat sebagai Presiden RI hingga 5 tahun ke depan.

"Kalau saya boleh kasi masukan ke Gibran, jangan ambil bagian dalam kekuasaan meskipun itu pilihan rakyat..itu membebani reputasi babenya...jangan mau diolok-olok oleh penjilat yang akhirnya merusak susu sebelanga...mendingan susu dibikin martabak saja...eman2..," kicau Fahri melalui akun Twitter @fahrihamzah, Selasa (8/10/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya