SOLOPOS.COM - Petugas kesehatan hewan dari BBVet dan Disnakan Sragen melakukan pemeriksaan terhadap ternak sapi di wilayah Desa Gading, Kecamatan Tanon, Sragen, Kamis (19/5/2022). (Istimewa/Polsek Tanon)

Solopos.com, SRAGEN — Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak sapi di Kabupaten Sragen terus bertambah. Setelah ditemukan enam ekor sapi di Plupuh dan Tanon positif PMK, muncul kasus lain.

Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen mencatat sedikitnya ada 14 kasus PMK hingga Rabu (25/5/2022). Untuk mencegah meluasnya kasus PMK, Disnakkan menggandeng aparat kepolisian untuk melakukan pengetatan pengawasan lalu lintas hewan ternak di daerah perbatasan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Disnakkan Sragen, Rina Wijaya, menerangkan kasus tambahan PMK itu ditemukan di Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang. Di kelurahan itu ada empat ekor sapi warga yang baru dibeli dua pekan lalu yang ternyata positif terjangkit virus PMK.

“Langkah kami langsung mengisolasi ternak dan melaksanakan pengobatan. Kami meminta peternak untuk menjaga kebersihan ternak dan kandang. Selain itu peternak juga harus menjaga asupan makan ternak. Untuk menghilangkan virus, kandang harus disemprot disinfektan secara berkala,” ujar Rina saat dhubungi Solopos.com.

Dia tidak perlu mengambil sampel karena indikasinya sudah sama dengan kasus sebelumnya. Rina mengatakan 14 kasus itu di antaranya tiga kasus di Plupuh, tiga kasus di Tanon, empat kasus di Karangmalang. Sementara empat kasus lainnya Rina mengaku lupa lokasinya.

Baca Juga: 2 Sapi di Plupuh & Tanon yang Terindikasi PMK Dibeli dari 2 Wilayah Ini

“Sapi itu memang dibeli dari luar Sragen. Terus sampai di kandang menular ke sapi lainnya. Sapi-sapi itu ada yang dibeli dari Ngawi, Jawa Timur, dan ada yang dibeli dari wilayah Purwodadi. Untuk antisipasinya yang diawasi pasar hewan, tempat jual beli ternak,” ujarnya.

“Pengawasan dan penyemprotan di pasar hewan rutin dilaksanakan. Kami juga bekerjasama dengan Polres Sragen untuk pengawasan lalu lintas ternak di perbatasan. Kapan operasinya tergantung dari polisi.”

Lurah Plumbungan, Puryanto, membenarkan ada empat ekor sapi di wilayahnya yang terjangkit PMK. Empat ekor sapi itu dibeli dari Ngawi, Jawa Timur, dua pekan lalu dan ternyata terdapat indikasi PMK. Seperti mulut berbusa, sariawan, dan kuku bengkak.

“Kami sudah melaporkan kejadian itu ke Disnakan dan sudah ditangani Disnakan. Sekarang sapi-sapi itu sudah mulai doyan makan,” ujarnya.

Baca Juga: 6 Ekor Sapi di Sragen Terindikasi Terkena PMK, Ini Langkah Disnakkan

Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan Kecamatan Karangmalang, Sragen, Dian Aji W, mengimbau kepada para petani khususnya di Plumbungan supaya lebih waspada terhadap virus PMK. Ciri-cirinya ternak yang terkena PMK adalah sering ngiler, tidak mau makan, dan mulut sariawan. Pada sapi, kuku menjadi bengkak dan bisa copot. Kalau sudah parah, kata dia, bisa lumpuh.

“Bila ada indikasi seperti itu segera hubungan Petugas Peternakan atau ke PPL. Bila ada gejala itu jangan dijual, tetapi diisolasi karena bisa sembuh,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya