SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Identitas Kota Pelajar yang disandang Jogja membuat bisnis indekos atau pondokan menjadi usaha yang banyak dijalani warga Kota Gudeg. Bahkan bagi sebagian warga, bisnis tersebut bukan sekadar usaha sampingan, melainkan sumber penghidupan.

Di Jogja sendiri bisa dijumpai kelas-kelas indekos dengan fasilitas yang menyesuaikan harganya. Tarif indekos itu bisa dilihat lewat luas kamar, fasilitas, kawasan indekos, dan model bangunan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Indekos bangunan lama dengan mebel seadanya dan lantai ubin tentunya akan lebih murah daripada indekos seukuran namun bangunan baru dengan perabot anyar,” terang Sri Haryati, pemilik indekos di Jalan Permadi, di Taman Siswa, Senin (25/7).

Apalagi, kini marak adanya renovasi rumah indekos yang menyesuaikan kebutuhan calon penghuni seperti ketersediaan kamar madi dalam, dapur umum, TV hingga AC dalam kamar. Dengan itu harga kamar tentu akan jauh berbeda dari kamar indekos dengan fasilitas paket biasa. Melihat fakta tersebut, kelas-kelas indekos kemudian terbentuk atas dasar permintaan pasar yang semakin variatif dalam memilih rumah tinggal sementara.

Gambaran indekos sederhana setidaknya terlihat di pondokan milik Salim, 70, di wilayah Ronodigdayan, Danurejan. Indekos dengan bangunan berbentuk U tersebut berjajar 25 kamar dengan tiga ukuran yakni dua kali tiga meter, tiga kali tiga meter, dan tiga kali empat meter dengan harga terbilang murah untuk ukuran indekos di Jogja yakni berurutan Rp125.000, Rp150.000 dan Rp200.000.

Dengan tarif itu, penghuni akan mendapatkan fasilitas yakni dipan tidur, lemari pakaian dan meja dari mebel lama. Salim menuturkan, indekos khusus pria di tempatnya memang tarifnya murah mengingat bangunan tersebut lama dengan fasilitas seadanya.

Probo, salah satu penghuni kamar dengan ukuran dua kali dua meter mengaku nyaman meski menempati ruang kecil dengan fasilitas sederhana. “Selain itu karena harganya cukup murah daripada indekos di tempat lain,” katanya.

Selain Probo yang berprofesi sebagai karyawan kios ponsel, di tempat itu terdapat mahasiswa dari berbagai daerah dan juga karyawan-karyawan swasta.

Gambaran lebih cerah terlihat di salah satu indekos di Jalan Permadi, Tamansiswa. Bangunan bertingkat satu itu memiliki 19 kamar indekos untuk perempuan. Fasilitas yang disediakan yakni kipas angin, tempat tidur, meja dan lemari pakaian.

Bangunan yang berdiri pascagempa Bantul 2006 tersebut berpenghuni mahasiswi dan pegawai kantor swasta. Sekilas terlihat terdapat lima motor parkir di ruangan khusus, selain itu terdapat satu mobil pelat R milik salah satu penghuni. Fasilitas lain yang tersedia di luar kamar yakni adanya kulkas, dispenser, dan TV di ruang khusus. Indekos tersebut termasuk kelas menengah dengan tarif Rp300.000 dan Rp400.000 tergantung luas kamar.

Adapun indekos dengan tarif tinggi ditemukan di wilayah Nyutran. Indekos milik Sardjono, 63, terdiri dari 12 kamar untuk mahasiswa perempuan. Semua kamar memiliki kamar mandi dalam dan sepertiganya dilengkapi dengan pendingin ruangan. Kamar berpendingin dipatok dengan tarif Rp700.000 sementara kamar dengan toilet dalam Rp400.000 per bulan.

Sejumlah pengelola indekos mengaku tidak memermasalahkan jika Pemkot Jogja bakal menarik retribusi. Bahkan, pengelola indekos sudah ada yang membayar retribusi.

Sardjono mengatakan, dirinya telah mendapat informasi pihak kecamatan terkait retribusi indekos. Ia mengaku telah membayar setidaknya dua kali dengan jumlah yang tidak bersedia disebut. “Saya sudah membayar karena bagaimanapun juga ini adalah penghasilan, tetapi besarannya bukan 10 persen,” sebutnya.

Adapun Salim di Ronodigdayan belum mendapat informasi mengenai pungutan tersebut, namun pihaknya telah mengajukan surat untuk kepemilikan usaha. (Wartawan Harian Jogja/Pamuji Tri Nastiti)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya