SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Espos) – Indonesia diprediksi bakal menjadi importir beras keempat terbesar di dunia. Amerika Serikat bahkan memrediksi RI akan kembali mengimpor beras hingga 800 ribu ton.

Hal ini kontradiktif dengan AS yang sementara bakal jor-joran dan diprediksi menjadi eksportir beras terbesar ketiga di dunia. Hal ini disampaikan Anggota Komisi IV DPR, Rofi Munawar, Senin (21/2).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Amerika Serikat adalah negara eksportir beras ketiga terbesar setelah Thailand dan Vietnam di 2011 menurut Food and Agriculture Organization (FAO). Amerika Serikat di perkirakan akan melakukan ekspor beras melebihi 3 juta ton,” tutur Rofi.

Sementara Indonesia menurut Departemen Pertanian AS dikatakan akan mengimpor 1,75 juta ton beras atau naik 800 ribu ton pada 2011. “Direktur Bulog menyatakan agar Indonesia masuk dalam kondisi aman dan tidak perlu melakukan impor beras dibutuhkan peningkatan produksi di atas 6%, asumsi angka peningkatan ini terlalu tinggi,” tutur Rofi.

Menurut Rofi, bila melihat kenaikan produksi beras di 2010, capaian peningkatan hanya sebesar 2,46% atau 65,8 juta ton gabah kering giling (GKG). Di 2011, peningkatan produksi beras idealnya cukup 4,5% atau 68,8 juta ton GKG atau setara 40,6 juta ton beras (rendemen 59 %).

Jika dikurangi dengan angka 36 juta ton sebagai angka konsumsi beras rata-rata secara nasional, surplusnya bisa mencapai 4,6 juta ton.

“Ini artinya sudah melebihi standar cadangan beras Bulog yang biasanya dipatok di angka 1,5 juta ton. Bulog saat ini harusnya fokus ke target pengadaan beras 3,5 juta di 2011, Bulog harus bergerak cepat karena bila terlambat, Bulog akan berhadapan dengan spekulan beras,” katanya.

Menurut Rofi, Bulog harus jemput bola tak hanya untuk gabah panen petani, tetapi juga gabah atau beras yang dimiliki unit-unit penggilingan padi skala kecil. Rofi menambahkan, kontrak-kontrak pembelian beras dengan asosiasi atau kelompok tani seharusnya sudah dimulai dan terus mengalami percepatan. Pencapaian 2,8 juta ton beras hingga Juni 2011 bukan sesuatu yang mustahil. “Orientasi penyerapan domestik harus di kedepankan oleh Bulog daripada berbicara impor beras,” tegasnya.

dtc/try

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya