SOLOPOS.COM - Ilustrasi daging sapi (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Impor daging kerbau di DIY masih dipertimbangkan

Harianjogja.com, JOGJA — Rencana pemerintah mengimpor daging kerbau pada pekan ketiga dan keempat bulan ini dipastikan belum bisa diterapkan di DIY.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal ini dikarenakan sampai kini Perum Bulog DIY masih membutuhkan waktu untuk melakukan survey mengenai perlu tidaknya daging kerbau asal India tersebut masuk ke wilayahnya.

“Kami lakukan survey terlebih dahulu. Jika memang dirasa dibutuhkan maka akan kami lakukan. Kewenangan impor sebenarnya ada di tangan pemerintah pusat,” ujar Kepala Perum Bulog Divre DIY M Sugit Tedjo Mulyono, Selasa (12/7/2016).

Menurutnya, keputusan untuk meminta daging kerbau impor akan dilakukan jika harga daging sapi dipasaran masih tinggi. Nantinya, daging kerbau impor yang dikirim secara bertahap tersebut juga belum ada kejelasan apakah dalam bentuk potongan daging beku.

Ia mengungkapkan, dari 60 ekor sapi yang disiapkan oleh Bulog, sampai kini masih ada 33 ekor sapi belum disembelih.

Sisanya, 27 ekor sapi telah disembelih dan dagingnya di jual ke warga dengan harga Rp95.000 per Kilogram. Diharapkan langkah ini mampu menekan harga daging sapi di pasaran.

“Selain itu, mulai Senin [11/7/2016], kami mulai melakukan operasi pasar. Operasi pasar dilakukan sampai harga kebutuhan dan daging sapi kembali stabi,” ucapnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Asosiasi Peternak Sapi Segoroyoso, Bantul, Ilham Ahmadi menyatakan menolak kebijakan yang bakal dilakukan oleh pemerintah.

Kebijakan mengimpor daging kerbau dari India dinilainya justru akan berdampak negatif. Selain India yang dikenal belum lolos penyakit mulut dan kuku, kebijakan impor justru akan mematikan para peternak.

“Untuk itu kami menolak. Kebijakan itu tidak hanya menzolimi peternak, namun juga para konsumen,” tegasnya.

Ia menambahkan, jika kebijakan impor ini diberlakukan, dikhawatirkan ada percampuran daging sapi dan kerbau di pasar. Alhasil, konsumen bakal mengalami kerugian karena praktik pencampuran daging tersebut.

Meski demikian, sejauh ini belum ada aksi dari peternak sapi di DIY untuk menolak rencana itu. Pertemuan dengan Bulog DIY untuk mencegah realisasi impor juga belum dilakukan.

“Kami hanya minta agar kebijakan ini ditinjau ulang. Karena yang dirugikan tidak hanya peternak,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya