SOLOPOS.COM - Ilustrasi bawang merah (Juli Nugroho/JIBI/Bisnis)

Impor bawang merah dilakukan saat petani panen dan pasokan membanjir di pasar. Pemerintah dinilai sedang dipermainkan.

Solopos.com, JAKARTA — Keputusan pemerintah membuka impor bawang merah dan daging sapi terus dikritik. Selain karena pasokan bawang merah sudah membanjir di pasar, pemerintah dinilai tak punya data sehingga terus dipermainkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekonom dari Universitas Padjajaran Ina Primiana menuturkan pemerintah seharusnya bersikap tegas soal data. “Karena pemerintah enggak tegas, ya sudah dimainkan terus [datanya],” tutur Ina, Kamis (26/5/2016). Selama ini, menurutnya, peran data belum terlalu terlihat termasuk dalam pengendalian impor.

Kesimpangsiuran angka pasokan dan produksi membuat impor sulit ditentukan dengan tepat. Kalaupun harus mengimpor, lanjut Ina, seharusnya pemerintah melihat lebih jeli daerah-daerah mana saja yang tidak bisa memenuhi kebutuhannya terhadap komoditas tertentu dan mendistribusikan ke wilayah tersebut.

Seperti diketahui, belakangan pemerintah memang berencana mengimpor sejumlah komoditi yang diklaim langka sehingga harganya melonjak di pasaran. Terkait hal tersebut, Ikatan Pedagang Pasar Tradisional Indonesia (IKAPPI) menegaskan menolak kebijakan impor kali ini, khususnya impor bawang.

“Kami melihat faktanya tidak sesuai. Kami berharap agar rencana impor bisa dipending karena tidak akan berpengaruh pada harga. Pasokan sudah mulai banjit dan bawang impor tidak diminati konsumen,” ungkap Ketua IKAPPI, Abdullah Mansuri, Kamis.

Dia menambahkan pemerintah harus mewaspadai puncak kenaikan harga yang biasanya terjadi dalam dua tahap, yakni sepekan hingga tiga hari jelang puasa dan tiga hari jelang Lebaran. Berdasarkan pengalaman, kenaikan permintaan masyarakat pada periode tersebut bisa melonjak hingga 200 kali lipat dari hari biasanya.

Abdullah menuturkan, strategi yang bisa dilakukan adalah dengan memetakan produksi dan membeli langsung dari petani kemudian melemparkannya ke pasar, terutama untuk komoditi yang mulai menanjak. Terkait hal ini, pihaknya mengapresiasi langkah yang diambil oleh Kementerian Pertanian meskipun agak terlambat dilakukan.

Sementara itu, Kemendag belum memberikan tanggapan dan sedang membahas perihal stabilisasi harga. Sebelumnya, saat ditanya perihal fluktuasi harga Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong enggan menjawab mendetail. “Kita tunggu saja dari Pak Menko, kelihatannya akan ada komunikasi bersama,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya