SOLOPOS.COM - Demo IMM DIY. (JIBI/Harian Jogja/MG Noviarizal Fernandez)

Harianjogja.com, JOGJA- Puluhan demonstran dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar aksi demonstrasi di Perempatan Kantor Pos Besar, kawasan Jalan Malioboro, Sabtu (23/11). Mereka menentang aksi kekerasan yang menimpa kader IMM di Bima, Nusa Tenggara Barat.

Pantauan di lapangan, massa bergerak dari Kantor Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Jalan Ahmad Dahlan dan tiba di Perempatan Kantor Pos sekitar pukul 09.45 WIB. Setelah tiba, mereka langsung membentuk lingkaran dan menggelar beberapa poster.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut koordinator aksi, Wildatul, aksi demonstrasi tersebut merupakan respon atas peristiwa kekerasan yang dilakukan aparat di Bima. Awalnya, Senin (18/11/2013) lalu, IMM Bima, lanjut dia, melakukan aksi demontrasi di Mapolres Bima, menuntut pengusutan kasus kontes goyang caesar erotis di kota itu yang di anggap melanggar nilai budaya, adat istiadat, dan agama masyarakat setempat.

Ekspedisi Mudik 2024

Dalam proses jalannya aksi telah terjadi pemukulan serta pengeroyokan massa aksi yang dilakukan oleh oknum anggota kepolisian dan Satpol PP Bima.

“Setelah melakukan aksi kurang lebih dari satu jam aparat kepolisian melakukan pembubaran paksa masa aksi. Akibatnya terjadi bentrokan dan aparat kepolisiaan melakukan pengejaran dan penembakan dengan menggunakan pelurut karet,” kata dia dalam orasinya.

Atas tindakan represif tersebut, kata dia, lima kader IMM terluka, dan sembilan orang yang ditahan dan baru dilepas Sabtu pagi. Atas kondisi ini aparat kepolisiaan ataupun Pemerintah Kabupaten Bima belum menyeluarkan pernyataan apapun dalam merespon tindakan represif dari aparat kepolisan dan Pol-PP.

“Kami anggap tindakan aparat terlalu represif Seharusnya pihak kepolisian menjadi pengaman, dan pelindung,” tambah Wildatul.

Karena itu, lanjut dia, IMM DIY menuntut Kapolda NTB mencopot Kapolres Bima, dan secara kelembagaan meminta maaf secara tertulis atas tindakan represif aparat, dan menindak tegas para pelaku jajarannya yang melakukan tindakan semena-mena tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya