Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)
Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024
Jika sebagian besar orang menganggap hujan adalah keberkahan dan kebagiaan setelah musim kemarau panjang, tidak bagi petani bunga mawar karena produksi mereka sangat bergantung dengan cuaca.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mawar Kota Batu, Jawa Timur, Sulkan mengatakan hujan bisa menyebabkan produksi bunga mawar turun drastis lebih dari 50% akibat banyaknya kucup mawar membusuk sebelum mengembang menjadi bunga karena terlalu banyak air.
“Permintaan bunga mawar akan melonjak pada Tahun Baru Imlek dan Hari Valentine yang tinggal 2 mingguan lagi, tanggal 10 dan 14 Februari. Tetapi ini cuaca baru mulai membaik kemarin, musim hujan tahun ini lebih lama dibandingkan tahun lalu,” ujar Sulkan kepada Bisnis.com. Menurutnya, menjelang Imlek beberapa perusahaan dan pengusaha memesan bunga mawar untuk memberikan ucapan selamat. Begitu juga pada hari valentine yang biasanya dirayakan oleh remaja seperti pelajar dan mahasiswa memberikan bunga mawar didampingi sekotak coklat.
“Saat ini tunas-tunas mawar masih sangat muda, kami berharap cuaca semakin membaik sehingga bisa memenuhi kelonjakan permintaan bunga mawar menjelang Imlek dan Valentine,” imbuhnya. Dia menjelaskan 60% produksi mawar dari kelompoknya di kirim ke Jakarta, sidanya memenuhi permintaan Jogjakarta, Solo, Surabaya, dan Malang Raya sendiri.
Sejak dahulu masyarakat sudah menjadikan bunga mawar dengan beberapa warna yang berbeda sebagai alat komunikasi yang memiliki pesan tersirat. Rangkaian bunga mawar dapat diartikan rasa kasih sayang, ucapan terima kasih, atau merayakan beberapa momen penting seperti kelulusan, pernikahan, ulang tahun, hari jadi pernikahan, kenaikan jabatan, dan lainnya.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
