SOLOPOS.COM - Suasana Pasar Semawis. (Instagram-@diyah_krn781)

Imlek 2018 segera memasuki tahun baru, Pasar Semawis di Semarang pun siap digelar.

Semarangpos.com, SEMARANG — Pasar Semawis Semarang yang merupakan tradisi tahunan setiap menyambut Tahun Baru Imlek siap digelar selama tiga hari, Senin-Rabu (12-14/2/2018). Agenda Semarang itu dipadukan dengan festival lumpia, jamuan makan tuk panjang, hingga pengobatan gratis di kawasan Wotgandul Timur Semarang.

Promosi BRI Peduli Salurkan Bantuan bagi Warga Terdampak Banjir di Sumbar dan Jabar

“Pasar Semawis ini kan sudah menjadi agenda tahunan Kota Semarang,” kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Sekretariat Daerah Kota Semarang Achyani di Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (9/2/2018).

Ekspedisi Mudik 2024

Pasar Semawis yang digagas komunitas Pecinan akan menyajikan jamuan tuk panjang sebagai perayaan syukur dengan makan malam di sebuah meja yang panjang. Hidangan yang disajikan dalam jamuan “tuk panjang” sebagai beragam, seperti nasi goreng jamblang yang penyajiannya dibungkus dengan daun jati yang merupakan salah satu kearifan lokal.

“Daun jati kan dulunya digunakan untuk pembungkus nasi atau daging yang selama ini sudah mulai dilupakan. Beberapa masih dipakai untuk mewarnai nangka muda pada kuliner gudeg,” katanya.

Produk-produk unggulan khas Pecinan Semarang yang sudah tersohor, seperti kecap Mirama, kuwaci Gadjah, pia Bayu, hingga obat-obatan tradisional khas Tiongkok juga meramaikan Pasar Imlek Semawis. “Ada pula ecobricks, sebuah gerakan dari komunitas sadar lingkungan yang akan mengajarkan, mengenalkan, dan mempraktikkan bagaimana mengelola limbah plastik secara gampang, mudah, dan efisien,” katanya.

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, Pasar Imlek Semawis digelar di kawasan Pecinan Semarang yang setiap hari padat dengan aktivitas perekonomian dan lalu lintas. Untuk menghindari kemacetan, Dinas Perhubungan dan Satlantas Polrestabes Semarang akan melakukan pengalihan arus lalu lintas, yakni dari Jalan Beteng dialihkan ke Wotgandul Barat.

“Pengalihan arus berlangsung mulai pukul 15.00 WIB-24.00 WIB. Ada pula jalur alternatif yang disediakan, yakni melalui Jalan Inspeksi dari Wotgandul Barat ke Sebandaran hingga Jalan Pekojan,” katanya.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebutkan budaya Tionghoa merupakan bagian dari budaya masyarakat Indonesia, khususnya budaya masyarakat Semarang. Politikus PDI Perjuangan yang akrab disapa Hendi itu, menjelaskan hewan mitologi yang menjadi ikon Kota Semarang, yakni Warak Ngendog merupakan perpaduan berbagai budaya.

Warak Ngendog merupakan hewan mitologi berkepala naga yang menjadi simbol keterwakilan budaya Tionghoa dalam budaya Semarang, selain budaya Arab dan Jawa. Hendi menambahkan perayaan Imlek di Kota Semarang pada tahun ini akan terkonsentrasi pula di dua titik, yakni Wotgandul Timur di kawasan Pecinan dan Kelenteng Sam Poo Kong Semarang.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya