SOLOPOS.COM - Umat Tri Dharma tengah menjalani sembayang bersama guna merayakan datangnya Tahun Baru Imlek 2567 di Klenteng Tay Kak Sie, Semarang. Doa bersama ini dimulai tepat pukul 00.00 WIB atau Senin (8/2/2016) dini hari yang dalam penanggalan Tiongkok dianggap tanggal 1 bulan ke-1 tahun 2567. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Imlek 2016, datangnya Tahun Baru Imlek 2567 ditandai oleh umat Tri Dharma di Klenteng Tay Kak Sie dengan berdoa bersama.

Semarangpos.com, SEMARANG – Puncak perayaan Tahun Baru Imlek 2567 di Kelenteng Tay Kak Sie, Semarang, ditandai oleh warga keturunan Tionghoa dengan melakukan sembayang bersama. Doa bersama ini dimulai tepat pada pukul 00.00 WIB, Senin (8/2/2016) dini hari, atau yang dalam penanggalan Tiongkok diangap sebagai tanggal 1 bulan ke-1 tahun 2567.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Acara doa bersama ini diikuti ratusan umat Tri Dharma dari berbagai daerah di Kota Semarang, terutama yang acap menjalankan ibadah di salah satu kelenteng terbesar di Jawa Tengah itu. Acara itu memang dimulai tepat pada jam 12 malam atau Senin dini hari. Meski demikian, puluhan umat Tri Dharma itu sudah mendatangi Kelenteng Tay Kak Sie sejak pukul 22.00 WIB.

Ketua Yayasan Tay Kak Sie, Tanto Hermawan, mengaku doa bersama di awal tahun baru ini memang sudah rutin digelar setiap tahunnya. Doa bersama ini dilakukan agar di tahun yang baru nanti, mereka akan selalu dilimpahi berkah dari yang Maha Kuasa. “Doa bersama ini memang rutin kami lakukan saat menyambut tahun baru. Maksud  dan tujuannya tak lain supaya Yang Maha Kuasa, Dewa-Dewi, memberkati kita di tahun yang baru nanti. Rejeki kembali dilancarkan dan negara juga aman dan sentosa,” ujar Tanto saat dijumpai Semarangpos.com, jelang ritual doa bersama.

Doa bersama ini tentunya menjadi doa bersama kali pertama yang dilakukan Umat Tri Dharma di Kelenteng Tay Kak Sie. Oleh karenya, mereka pun menjalankannya penuh dengan kesempurnaan. Para umat pun datang dengan pakaian terbaik mereka yang mayoritas berwarna merah-merah. Selain itu, buah-buahan yang melambangkan kemakmuran, seperti jeruk, pun turut disajikan bagi para Dewa-dewa.

“Ini kan tahun baru, jadi kami harus menyambutnya dengan kegembiraan. Makanya itu kami harus menggenakan baju sebagus mungkin. Sebaiknya yang berwarna merah, karena merah itu melambangkan keceriaan dan kebahagian,” imbuh Tanto.

Seusai bersembayang, para umat Tri Dharma itu pun bersalam-salaman satu sama lain. Mereka saling bermaaf-maafan dan melupakan kesalahan yang pernah mereka lakukan tahun lalu guna membuka lembaran baru.

Sementara itu, Pemimpin Ritual, Imam Budiono, mengaku Tahun Monyet Api kali ini memberi harapan yang sangat cerah bagi semua umat. Meski demikian, untuk mendapat kebahagian semua umat harus mau bekerja keras. “Saya optimistis, tahun ini akan lebih baik. Apalagi tahun ini adalah Tahun Monyet Api. Tahun yang akan membawa kesuksesan, terutama bagi orang-orang yang enerjik dan tidak malas,” tutur Imam. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya