SOLOPOS.COM - Pengurus takmir masjid/musala se-Desa Karangpelem, Kecamatan Kedawung, Sragen, dikumpulkan di Balai Desa Karangpelem untuk mengikuti sosialisasi supaya tidak salat tarawih di masjid dan musala dari Pemerintah Kecamatan Kedawung, Selasa (28/4/2020). (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN – Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyatakan tidak melarang namun menganjurkan para takmir masjid dan musala tidak menggelar tarawih berjemaah selama krisis darurat pandemi Covid-19.

Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Sragen Dedy Endriyatno bersafari Ramadan ke desa-desa untuk membujuk warga supaya mengerjakan tarawih di rumah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain menyampaikan anjuran itu, Bupati dan Wabup juga membagikan zakat dan sembako. Bantuan tersebut berasal dari badan usaha milik daerah (BUMD), RSI Amal Sehat Sragen, dan TNI serta pemerintah desa (Pemdes) setempat.

Sebelumnya, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sragen mendapat laporan ada 1.732 masjid dan musala per Senin (27/4/2020) yang masih menggelar tarawih berjemaah. Bupati Sragen mengaku juga menghimpun data itu dari laporan para camat dan data terbaru per Selasa (28/4/2020).

Yuni, sapaan Bupati Sragen, menyampaikan dengan pendekatan persuasif banyak jemaah di masjid dan musala yang meniadakan tarawih berjemaah. Ibadah tarawih selama Ramadan dilaksanakan di rumah.

Klaten Belum Masuk Kategori Zona Merah Covid-19

“Sebenarnya ingin larangan tetapi kalau larangan ada hukuman. Jadi lebih pada anjuran yang kuat bagi seluruh warga supaya tidak melaksanakan tarawih berjemaah di masjid dan musala. Kami ngalahi datang menemui takmir masjid dan ada yang mau mentaati, seperti di Celep, Wonorejo, sudah tidak ada tarawih di masjid dan musala,” ujarnya.

Yuni meminta semua semua pihak bisa memahami situasi saat ini karena kasus Covid-19 mulai meningkat. Dia menyampaikan ruang isolasi di RSUD Sragen dan RSUD Gemolong sudah penuh.

RS darurat sudah diisi tiga orang pasien. Dan ada 31 orang yang diisolasi mandiri di Gedung Sasana Langen Putra (SMS). Dengan kondisi tersebut, Yuni bersyukur banyak kalangan yang memahami dan mematuhi anjuran pemerintah.

Round Up Covid-19 Wonogiri: Kasus Positif Ajek, ODP & PDP Bertambah

“Hari ini, kami bertemu dengan Kementerian Agama, FKUB [Forum Komunikasi Umat Beragama], MUI [Majelis Ulama Indonesia], dan perwakilan ormas untuk membcarakan hal itu,” kata Yuni saat ditemui Solopos.com di Balai Desa Mojodoyong, Kedawung, Sragen, Selasa siang.

Imbauan Wabup Sragen

Wabup Sragen, Dedy, juga mengingatkan supaya masyarakat melaksanakan tarawih berjemaah di rumah saja. Dia mengisahkan ada warga Sidoharjo yang kukuh melaksanakan tarawih berjemaah di masjid dengan alasan sudah menjaga jarak, ada pemeriksaan suhu tubuh, serta hanya diikuti warga lokal.

Rapid Test Positif, 18 Peserta Ijtima Gowa Asal Karanganyar Segera Diuji Swab

Dedy lantas menanyakan tentang jaminan tindakan itu aman dari penularan virus corona. Setelah berdiskusi, akhirnya warga Sidoharjo mengerti dan meniadakan tarawih berjemaah di masjid.

“Akhirnya, warga Sidoharjo itu bisa memahami dan kemudian mengganti tarawih di rumah masing-masing. Yang diwaspadai itu orang tanpa gejala (OTG) sebagai pembawa virus. Dia sudah daerah di wilayah Jawa Timur. Ada satu orang positif ikut tarawih di masjid akibatnya tujuh jemaah lainnya tertular. Sekarang pilih di rumah saja, di rumah sakit, atau di rumah duka?” tanya Wabup yang dijawab serentak warga Mojodoyong untuk tarawih di rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya