SOLOPOS.COM - Ruang utama Masjid Tiban di Dusun Bendo, Desa Bakalan, Kecamatan Purwantoro, Wonogiri. (Solopos/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI – Sosok Imam Baweh disebut menjadi penunggu Masjid Tiban Bakalan, Wonogiri. Penunggu masjid itu ternyata merupakan makhluk gaib.

Hal itu diungkapkan oleh Satiyem yang oleh warga sekitar disebut sebagai penerus juru kunci Masjid Tiban Bakalan. Masjid tersebut terletak di Dusun Bendo, Desa Bakalan, Kecamatan Purwantoro, Wonogiri. Satiyem sendiri enggan disebut sebagai penerus juru kunci karena tak mengerti pasti asal-usul berdirinya Masjid Tiban Bakalan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Satiyem justru menyebut pemilik awalnya bernama Imam Baweh. “Beliau [Imam Baweh] enggak kelihatan orangnya, istilahnya seperti makhluk gaib penunggu masjid ini,” tuturnya, Senin (7/2/2022).

Baca Juga: Sambal Cabuk, Khas Wonogiri yang Bahan Utamanya Jarang di Kota Gaplek

Dia mengungkapkan masjid tersebut disebut masjid tiban lantaran tiba-tiba muncul pada pagi hari. “Hanya ceritanya, disebut masjid tiban itu karena pada sore sebelumnya tidak ada masjid, tapi tahu-tahu keesokan paginya sudah ada,” kata satiyem yang yang tinggal bersebelahan dengan Masjid Tiban Bakalan.

Masjid Tiban Bakalan sebelumnya hanya beratap alang-alang, namun kini telah diganti menjadi genting. Pada bangunan dalam dan luar, tembok-temboknya juga telah dicat baru.

“Terakhir kali renovasi itu pada 2019. Dalam perbaikan dan perawatan Masjid Tiban Bakalan selama ini tidak mengandalkan bantuan sama sekali, melainkan dari dana sendiri,” kata Satiyem.

Sebagai penggambaran utuh, Masjid Tiban Bakalan terdiri dari dua ruang ibadah, yakni ruang utama yang berbentuk persegi dan serambi masjid sebelah timur yang berbentuk persegi panjang.

Baca Juga: Ada Pemeliharaan Jaringan, Cek Pemadaman Listrik Wonogiri Hari Ini

Satiyem menjelaskan serambi masjid adalah bangunan baru. “Mulanya hanya bangunan ruang utama masjid yang berbentuk persegi, beratap alang-alang, dengan empat tiang sebagai penopang bangunan,” terangnya.

Diketahui empat tiang yang digunakan sebagai penopang masjid sebagian berbahan kayu jati kuno. Selain keberadaan tiang, kekunoan juga tampak pada model mimbar yang jarang ditemui di masjid-masjid sekarang. “Ini peninggalan dari zaman para wali,” kata Satiyem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya