JOGJA-Menjadi pendengar memang tidak mudah. Kerapkali lantaran emosional seseorang enggan mendengarkan. Bahkan, saat mendengarkan masukan dari orang lain.
Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink
Terkadang, seseorang terburu marah, padahal komunikasi yang tersampaikan belum selesai. Sejatinya, jika bersedia ikhlas mendengarkan akan tercipta keharmonisan.
Psikolog Keluarga, Sriningsih mengungkapkan aktivitas mendengarkan menjadi kunci penting dalam proses berkomunikasi antar manusia. Bahkan banyak konflik berujung pertengkaran karena ketidakmampuan atau ketidakmauan mendengarkan informasi. Akibatnya pesan yang tersampaikan dimaknai tidak seperti yang diinginkan.
“Mendengarkan itu berbeda dengan mendengar. Mendengarkan merupakan kemampuan yang harus dipelajari agar menjadi sebuah ketrampilan untuk mendengarkan,” katanya kepada Harianjogja.com di kantornya, Kamis (7/2/2012).
Ia menambahkan dalam hubungan sosial berkeluarga peran mendengarkan sangat vital bagi keharmonisan berkeluarga. Sayangnya, kemampuan tersebut sering diabaikan karena masing-masing pihak tidak bersedia menjadi pendengar yang baik.
Menurut dia pada umumnya seseorang lebih suka menjadi pembicara ketimbang menjadi pendengar. Pembicara lebih terkesan superior, sedangkan pendengar menjadi inferior.
“Berbagai penelitian tentang komunikasi telah membuktikan bahwa komunikasi yang efektif mampu membawa dampak positif dalam relasi sosial,” ucap dia.
Dosen Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana Yogyakarta ini menyarankan sikap saling bersedia mendengar tersebut sebaiknya dibangun sejak dini dalam sebuah keluarga.
Karena harus diakui, lanjut dia, mendengar menjadi sebuah modal dalam menciptakan keharmonisan dalam keluarga. Hanya saja hal itu butuh pengendalian emosional yang kuat dan siap menjadi pendengar.