SOLOPOS.COM - Peternak milenal asal Kecik, Tanon, Sragen, Friza Rahmawanto Wibowo, 26, melihat kondisi ikannya yang dijual dengan harga minimal $30 di standnya dalam KTNA Exporience 2022 di Gedung SMS Sragen, Kamis (28/7/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Seorang peternak milenial asal Dukuh Tanjungsari RT 006, Desa Kecik, Kecamatan Tanon, Sragen, Friza Rahmawanto Wibowo, 26, sukses jadi eksportir ikan hias. Ikan hiasnya laku di pasaran Eropa, Amerika, India dan Vietnam.

Friz menjual ikan hias dengan nama latin xiphophorus hellerii yang habitat aslinya di Meksiko. Ikan yang dijual dengan banderol dolar AS itu dipamerkan di KTNA Exporience 2022 pada 27-31 Juli 2022 di Gedung Sasana Manggala Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Friza memberi harga pada ikan hias xiphophorus hellerii mulai dengan harga $30 sampai $100 atau Rp435.000 hingga Rp1,45 juta dengan kurs Rp14.500 per dolar Amerika Serikat. Ia memulai budidaya ikan hias ini sejak 2019. Tetapi ia baru bisa menembus pasar  Amerika Serikat dan Eropa pada 2022 ini.

Dalam sekali ekspor, ujar dia, tidak banyak karena tergantung permintaan. Ekspor ikan hias terbanyak, kata dia, hanya satu boks berisi 60-70 ekor. Dia menjelaskan konsumen ikan jenis xiphophorus hellerii ini kebanyakan para pehobi ikan hias atau pedagang yang nantinya dijual lagi.

Baca Juga: SMKN Kedawung Sragen Panen Bengkuang Jumbo, Ini Penampakannya

“Di Sragen yang bermain di jenis ikan xiphophorus hellerii ini hanya ada delapan orang, termasuk saya. Yang tujuh orang ini menyebar di Masaran, Sragen, dan Sukodono,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (28/7/2022).

Para peternak ikan hias ini membentuk komunitas bernama Livebearer Forum. Di komunitas ini mereka saling berbagi informasi.

Friza mengatakan biasanya peternak ada yang langsung mengekspor customer. Tapi ada juga yang lewat pengepul.

Dia menjelaskan jenis ikan xiphophorus hellerii ada tingkatannya berdasarkan ciri tertentu. Tingkatan itulah yang menentukan harganya karena menunjukkan kualitas ikan.

Baca Juga: Food Estate Jadikan Indonesia Lumbung Pangan Dunia, Mungkinkah?

Dia mencontohkan ikan dengan warna semakin pekat, tidak tembus sinar, harganya semakin mahal. Kemudian semakin banyak lipatan sirip atas yang bertumpuk-tumpuk, harganya pun semakin mahal.

Tak Bertelur

“Ikan ini paling mahal $150 per ekor. Masa hidup ikan ini terhitung singkat maksimal hanya dua tahun dengan kualitas air yang bagus. Produktivitas ikan ini hanya 14 bulan. Sekali beranak bisa sampai 50 ekor pada tahap pertama. Ikan ini tidak bertelur tetapi langsung beranak mengeluarkan burayak,” jelasnya.

Jenis makanan ikan ini seperti ikan cupang. Pakan ikan anakan yang masih burayak bisa menggunakan artemia. Kalau sudah besar menggunakan cacing sutra atau pelet yang kaya protein.

“Untuk budidaya xiphophorus hellerii cukup pegang 2-3 jenis saja. Kalau kebanyakan maka biayanya cukup mahal. Untuk tiga jenis saja membutuhkan 50 kolam dengan ukuran 50×150 cm,” katanya.

Baca Juga:

Peternak milenal asal Kecik, Tanon, Sragen, Friza Rahmawanto Wibowo, 26, melihat kondisi ikannya yang dijual dengan harga minimal $30 di standnya dalam KTNA Exporience 2022 di Gedung SMS Sragen, Kamis (28/7/2022)

Peternak milenal asal Kecik, Tanon, Sragen, Friza Rahmawanto Wibowo, 26, melihat kondisi ikannya yang dijual dengan harga minimal $30 di standnya dalam KTNA Exporience 2022 di Gedung SMS Sragen, Kamis (28/7/2022)

lop

Dukun Palsu di Sragen Mengaku Terinspirasi Pengalamannya Tertipu

Di stan ikan hias di KTNA Exporience 2022 juga ada ikan arwana seharga Rp900.000 sampai Rp3,5 juta. Selain itu juga masih banyak jenis ikan yang dijual di stan itu, seperti koi, cupang, chana, dan seterusnya.

Pada bagian lain, pejabat dari Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Warjito, saat berbincang dengan wartawan mengapresiasi pelaksanaan KTNA Exporience 2022. Dia menerangkan kegiatan ini menjadi ajang musyawarah petani dan mitra pemerintah.

“Acara ini sangat strategis dalam pelaksanaan pembangunan pertanian. Masalah-masalah pertanian bisa dibicarakan dan dicarikan solusi di forum ini, termasuk para petani milenial. Mereka harus menjadi wirausahawan yang kreativ di sektor pertanian, mulai usaha tani, sampai peternakan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya