SOLOPOS.COM - Ikan dewa. (Youtube)

Solopos.com, MAGETAN — Telaga Sarangan menjadi salah satu tempat budidaya ikan dewa. Pada Juli 2019 lalu, Pemkab Magetan, Jawa Timur, menebar sekitar 10.000 benih ikan dewa di telaga alami tersebut.

Ikan dewa memiliki sebutan umum Mahseer dalam bahasa Hindi yang dipakai untuk menyebut berbagai spesies ikan tersebut. Di Indonesia, ikan ini umumnya dikenal dengan nama kancra atu kancera serta ada juga yang menyebutnya dengan ikan tombro.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ikan ini umumnya tumbuh hingga mencapai panjang sekitar 60 cm dengan sisik besar. Sekilas badan ikan ini memiliki postur seperti ikan arwana. Namun kepalanya berbentuk seperti ikan mas.

Baca juga:Ada Ikan Dewa di Telaga Sarangan, Air Surut Bagaimana Kondisinya?

Ikan dewa dianggap sebagai salah satu binatang keramat yang tidak boleh dimakan dan dibunuh. Jika ada yang nekat mengonsumsinya, maka dia akan tertimpa sial.

Habitat ikan dewa adalah wilayah perairan berarus deras dengan oksigen tinggi, bersuhu dingin, dan dasar berbatu. Oleh sebab itu ikan ini belakangan dibudidayakan di wilayah Telaga Sarangan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Konon ikan tombro atau ikan dewa merupakan salah satu ikan asli yang hidup di Telaga Sarangan, yaitu ikan tombro merah. Dulu, ikan tombro merah itu sempat tertangkap yang menyebabkan musibah di Telaga Sarangan.

Dikutip dari laman prokopim.magetan.go.id, Senin (11/10/2021), Kabid Perikanan Budidaya BPRSDM KKP menjelaskan Telaga Sarangan sangat cocok untuk budidaya ikan dewa. Selain untuk menambah daya tarik wisata tetapi juga untuk fungsi konservasi karena ikan Dewa adalah spesies asli Indonesia yang hampir punah.

Baca juga: Menpora Yakin MotoGP Indonesia 2022 di Sirkuit Mandalika Jalan Terus

Penebaran benih ikan dewa di Telaga Sarangan dilakukan pada 20 Juli 2019. Saat itu Bupati Magetan dan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan memimpin langsung acara penebaran 15.000 ekor bibit ikan dewa.

Mitos lain yang berkembang adalah ikan dewa akan hilang jika air di dalam kolam surut. Namun jika kolam sudah terisi air, ikan-ikan tersebut muncul kembali.

Baca juga: Misteri Pacaran di Telaga Sarangan, Awas Pedhot Lur!

Akan tetapi pada Oktober 2019 lalu, atau sekitar tiga bulan setelah penebaran ikan dewa, air di telaga alami itu surut. Namun, menurut Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pertumbuhan ikan itu tidak terpengaruh ketinggian air.Dengan demikian kemungkinan kondisi ikan dewa di Telaga Sarangan dapat bertahan bahkan berkembang biak sampai sekarang.

Saat ini, kondisi air di telaga pasir yang berada di kaki Gunung Lawu itu surut. Dalam video yang beredar di media sosial terlihat bagian pinggir telaga yang dulunya dipenuhi air kini kering bahkan malah ditumbuhi rerumputan. Warga menyebut pemandangan itu mengubah telaga menjadi seperti pantai. Namun hingga berita ini diturunkan belum diketahui pasti kondisi ikan dewa di sana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya