SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BEIRUT – Jumlah populasi ikan beracun lepu ayam mengalami peningkatan yang signifikan belakangan ini. Sebagai upaya penekanan populasi, penduduk Lebanon menjadikan ikan itu sebagai santapan lezat.

Dihimpun dari Reuters, Rabu (21/8/2019), mengonsumsi ikan beracun lepu ayam tersebut dilakukan oleh penduduk kawasan perairan Sarafand, Lebanon. Mereka terpaksa melakukan hal tak lazim itu untuk menjaga dan melindungi ikan-ikan, serta terumbu karang.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Ikan lepu ayam adalah predator yang memangsa ikan-ikan kecil. Ikan itu tak cocok jika hidup berdampingan dengan ikan-ikan di sini,” terang seorang nelayan, Atallah Siblini, kepada Reuters.

Awalnya penduduk setempat sempat ragu mengonsumsi ikan lepu ayam. Namun, sejumlah aktivis pecinta lingkungan Sarafand, Lebanon, menjelaskan kepada masyarakat bahwa ikan lepu ayam mempunyai rasa yang nikmat. Sejak saat itu masyarakat perairan Lebanon mulai mengonsumsi ikan predator tersebut.

Selain dijadikan bahan konsumsi, anggota pecinta lingkungan, Jina Talj, juga menganjurkan untuk menjadikan ikan lepu ayam sebagai ladang bisnis yang menguntungkan. Kemudian, masyarakat setempat memutuskan menjual ikan-ikan itu ke restoran dan pasar ikan.

Ikan lepu ayam sangat menguntungkan kita. Ikan lepu ayam merupakan salah satu ikan yang bercita rasa lezat. Untuk itu, kita menganjurkan kepada nelayan untuk menjualnya ke restoran dan pasar ikan,” terang Jina Talj.

Dilansir dari Life in The Fastlane, ikan lepu ayam disebut predator karena kemampuannya menghisap ikan-ikan kecil dan krustasea seperti udang dan kepiting dalam sekejap. Mereka hanya membutuhkan waktu kurang dari sedetik untuk menyantap mangsanya.

Dijelaskan dalam situs resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, selain dikenal sebagai predator, ikan lepu ayam merupakan ikan yang sangat berbahaya. Ikan itu memiliki bisa atau racun pada duri sirip punggung dan sirip anal. Jika durinya terkena manusia, akan menimbulkan pembengkakan hingga kelumpuhan. (Egitya Eryaningwidhi/Solopos.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya