SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia)

JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan, Kamis (4/10/2012) diperkirakan bergerak mixed.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Analis Sinarmas Sekuritas James Wahjudi mengatakan beberapa data ekonomi akan memengaruhi pergerakan bursa secara global, terutama antisipasi terhadap keputusan kebijakan moneter dua bank sentral yaitu Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of England (BOE).

Ekspedisi Mudik 2024

“Adapun, data-data ekonomi Amerika serikat yang dirilis yaitu ADP employment change dan ISM non-manufacturing akan memberikan sentimen terhadap pergerakan indeks,” kata James.

Angka support resistance akan berada di kisaran 4.230-4.273. Sementara itu, James merekomendasikan saham BBRI, EXCL, JPFA, dan GJTL untuk diperhatikan dalam day trading.

Pada perdagangan, Rabu (3/10/2012), IHSG ditutup melemah 0,13% atau 5,33 poin ke 4.251,51, sedangkan indeks Bisnis-27 malah menguat 0,5 poin atau 0,13% menjadi 362,27. Adapun, nilai transaksi tercatat senilai Rp4,23 triliun dengan volume perdagangan senilai 4,64 miliar saham. Investor asing membukukan jual bersih senilai Rp28,12 miliar.

Sebanyak lima sektor saham mengalami koreksi dipimpin oleh sektor agrikultur dan pertambangan yang melemah masing-masing 3,79% dan 2,1%. Sementara itu, kenaikan terjadi pada lima sektor saham lain dipimpin oleh sektor industri dasar sebesar 1,59% dan properti 0,67%.

IHSG kembali tertekan terkena oleh sentimen negatif dari Spanyol mengenai kepastian negara tersebut meminta bantuan kepada kreditur hingga indeks ditutup melemah 0,13% ke level 4.251,51. Meskipun berkali-kali ditegaskan negara itu tidak akan menerima bantuan seperti yang telah dikatakan Perdana Menteri Mariano Rajoy, namun kepercayaan diri Spanyol tersebut terus dipertanyakan oleh para pelaku pasar.

Bukan tidak mungkin dalam waktu dekat, Spanyol mau tidak mau kembali meminta bantuan dari ECB. Spekulasi tersebut terus berkembang hingga akhirnya isu tersebut menyebabkan yield obligasi Spanyol bertenor 10 tahun mengalami penurunan menjadi sekitar 5,75%.

Selain berita Spanyol, pasar juga mencermati kebijakan QE yang telah dilakukan oleh The Fed. Seperti yang diakui oleh The Fed sendiri, meskipun kebijakan tersebut untuk mengeluarkan AS dari resesi, di lain sisi, kebijakan tersebut justru akan menaikkan harga aset seperti saham, obligasi dan rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya