Idulfitri, momentum ajarkan anak bersilaturahmi

JOGJA—Hari raya lebaran menjadi momentum penting untuk mendekatkan anak pada sanak saudaranya. Umumnya, hari tersebut hadir keluarga inti, seperti kakek-nenek, paman-bibi. Karena itu disarankan untuk memnggunakan pertemuan keluarga tersebut untuk mengenalkan anak-anak dengan para kerabatnya.

Theresia Sri Wahyuni, guru Bimbingan dan Penyuluhan (BP) SMP Stella Duce 1 Jogja mengatakan, dengan berkumpul bersama keluarga besar, anak akan belajar mengenai keterampilan komunikasi.

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

Salah satu langkah mudah adalah mengajak anak bersilaturahmi ke kerabat. Sejak usia satu tahun, anak-anak sudah mengenali orang-orang yang ditemui. Apabila kerabatnya berada di tempat yang sangat jauh, orangtua bisa mengenalkannya lewat foto keluarga, foto pernikahan atau media telekomunikasi telpon dan internet.

“Biasanya anak mulai paham kerabatnya pada usia 2-3 tahun, mereka bisa mengenali ini kakeknya, neneknya. Dari situ ada kedekatan antara mereka,” tuturnya, Rabu (17/8).

Dalam hal mengenalkan kerabat, orangtua memiliki peranan utama sebagai jembatan. Supaya anak-anak semakin tertarik dengan keluarga besarnya, kata Wahyuni, ceritakan sesuatu yang khas berkaitan dengan keadaan rumah, pekarangan atau kebun serta identitas yang lain.

Saat anak-anak bertemu dengan kerabat, orangtua harus berperan aktif menjelaskan sosok yang dijumpai anaknya. Pola berpikir anak masih dalam tahap konkret sehingga perlu dijelaskan dengan sesuatu yang belum pernah dilihatnya.

Jika anak tidak tertarik juga, orangtua bisa menggunakan strategi lain yakni mengajak anak bermain, menggambar, melihat-lihat situasi kampung dan sebagainya. Anak akan timbul rasa keingintahuannya. “Jangan tunggu sampai kasep [terlambat], kalau sudah dewasa anak lebih susah diberitahu dan sulit bersosialisasi,” pesan guru berusia 28 tahun ini. (Harian Jogja/Tri Wahyu Utami)