SOLOPOS.COM - Dua warga mengangkut tulang hewan kurban mengunakan gerobak kecil menuju ke pikap yang disiapkan di depan RPH Sragen, Selasa (20/7/2021). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Jumlah hewan kurban yang disembelih di rumah pemotongan hewan atau RPH Sragen saat hari pertama perayaan Iduladha menurun.

Pada Selasa (20/7/2021), tercatat hanya 22 ekor hewan kurban yang disembelih. Padahal pada perayaan Iduladha 2020 lalu, jumlah hewan kurban yang disembelih mencapai 65 ekor sehari.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) RPH Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Sragen, drh Suparno, mengatakan hal terebut saat dihubungi Solopos.com, Selasa siang.

Baca Juga: 80 Polisi Sragen Dites Antigen Sebelum Kelola Daging Kurban

Ia menyampaikan dari keterangan petugas pengawas RPH dan saat meninjau langsung ke RPH Sragen hanya 22 ekor hewan kurban yang disembelih pada hari Iduladha, Selasa.

Suparno menyampaikan pada Iduladha 2020 jumlah hewan kurban pada hari pertama mencapai 65 ekor. Menurutnya, jumlah hewan kurban yang disembelih turun karena faktor pandemi Covid-19 yang menyebabkan ekonomi masyarakat turun.

“Pada 2020 lalu ada new normal. Tahun lalu harga sapi tidak semahal tahun ini. Pada tahun lalu harga satu ekor sapi yang layak untuk kurban masih Rp19 juta. Sedangkan tahun ini harga sapi mencapai Rp21 juta per ekor. Karena iuran beli hewan kurban tambah tetapi pemasukan warga berkurang, banyak yang tidak ikut berkurban tahun ini,” ujarnya.

Baca Juga: Jatuh di Jeglongan Jl Sragen-Ngawi Sambungmacan, Warga Gondang Sragen Meninggal

Penyembelihan Hewan Reguler Ditiadakan

Suparno mengatakan pada Iduladha tahun ini petugas di RPH Sragen hanya empat orang. Untuk penyembelihan hewan kurban, penyembelihan regular yang biasanya 5-7 ekor per hari diliburkan.

Ia menjelaskan biasanya ada petugas plekoteh atau orang yang biasa mengurusi penyembelihan sampai pengulitan hewan kurban. Upah jasa tenaga plekoteh itu Rp400.000-Rp450.000/ekor. Mereka bukan orang RPH tetapi tim dari luar RPH.

“Mereka itu tim juru sembelih atau orang jagal yang punya keahlihan menyembelih dan mengelola daging, karkas, dan kulit. Biasanya ada kesepakatan antara pengurban dan tim plekoteh itu. Kesepakatan itu di luar RPH,” katanya.

Baca Juga: Warga Plumbungan Sragen Salat Iduladha di Pinggir Dam Colo

Sekretaris Disnakan Sragen Nur Sahid menjelaskan warga yang hendak potong hewan kurban di RPH saat Iduladha biasanya pesan dulu dan janjian mau potong hewan jam berapa.

Ia mengatakan Disnakan hanya menyediakan tempat dengan ketentuan membayar retribusi Rp20.000/ekor. Untuk biaya plekoteh, tambahnya, itu di luar retribusi RPH.

Sembelih Hewan Kurban Di RPH Tidak Ribet

Seorang warga Sidomulyo RT 048/RW 014, Sragen Wetan, Sragen, Rohmat, menyembelihkan tiga ekor sapi di RPH. Ia sudah membawa tiga ekor sapi ke RPH pada Senin (19/7/2021) sore untuk antre.

Baca Juga: Vaksinasi di Desa Jenar Tertinggal, Bupati Sragen Tuding Kades Samto Tak Aktif Sosialisasikan Program

Hewan kurban itu lalu disembelih petugas RPH Sragen setelah Salat Iduladha, Selasa. “Tenaganya cukup cepat mengerjakannya. Setiap satu ekor hanya membutuhkan 30 menit.

Warga lainnya, Marsudi Sumarto, 62, sebelum menyembelihkan hewan kurban ke RPH sudah pesan dulu jauh hari. Ia mengatakan setelah selesai pembentukan panitia kurban sudah menghubungi petugas plekoteh di RPH.

“Tahun ini tiga ekor. Tahun lalu juga tiga ekor. Kalau potong hewan kurban di sini tidak ribet. Daging dibawa pakai pikap dan tinggal mencacah untuk didistribusikan ke warga. Kalau di kampung ada tempat yang memadai sebenarnya memilih menyembelih di kampung,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya