SOLOPOS.COM - Bupati Sleman Sri Purnomo saat melakukan peninjauan ke Pasar Hewan Ambarketawang Gamping, Selasa (15/8/2017). (Abdul Hamid Razak/JIBI/Harian Jogja)

Lebih dari 75.000 ekor ternak di DIY siap disembelih saat perayaan Iduladha tahun ini.

Harianjogja.com, JOGJA –Lebih dari 75.000 ekor ternak di DIY siap disembelih saat perayaan Idul Adha tahun ini. Dari data Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY, masing-masing kabupaten/kita memberikan kontribusi yang relatif sama, yakni sekitar 15.000 ekor ternak yang meliputi tiga jenis, yakni sapi, kambing, dan domba.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Disampaikan Kasubag Perindustrian dan Perdagangan Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda DIY Suwarsih, pihaknya telah melaksanakan pemantauan secara serempak di lima kabupaten/kota sejak 15-22 Agustus lalu. Pemantauan itu tak hanya terkait dengan ketersediaan stok saja, melainkan juga terkait dengan kesiapan ternak untuk disembelih saat Idul Adha.

Untuk sapi, dikatakannya, setidaknya ada lima jenis yang paling banyak disembelih. Kelima jenis itu masing-masing adalah Sapi PO (Peranakan Ongole), Sapi Simental, Sapi Limousin, Sapi Brahman, dan Sapi Madura. “Persebaran jenis-jenis itu cukup merata,” katanya saat menggelar jumpa pers di Media Center Kompleks Kepatihan, Jogja, Rabu (23/8/2017).

Meski begitu, dari hasil pemantauan itu, pihaknya pun masih menemukan adanya beberapa persoalan standarisasi kesehatan dan tata cara penyembelihan hewan ternak.

Kesalahan sepele namun vital yang masih kerap dilakukan warga adalah penggunaan tas plastik warna hitam sebagai alas daging saat dilakukan pemotongan dan pencacahan. “Selain itu, yang masih banyak dilakukan warga adalah mencuci jeroan di sungai,” ucapnya.

Terkait hal itu, Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian DIY Andung Endah Swasti menilai, penyembelihan hewan kurban selama ini memang masih tidak ramah lingkungan dan mengabaikan faktor kesehatan. Salah satunya adalah dengan dibuangnya sisa jeroan ke sungai.

“Padahal, membuang jeroan ke sungai atau selokan adalah salah satu bentuk pencemaran juga kan,” ujarnya.

Selain itu, masyarakat juga kerap mengabaikan higienitas, terutama saat melakukan pemotongan daging. Mulai dari penggunaan kantong plastik hitam hingga masih banyaknya warga yang merokok sambil memotong daging.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya