SOLOPOS.COM - Ilustrasi salat Id (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Iduladha 2015 ada jadwal berbeda, namun warga Gunungkidul diminta menjaga suasana kondusif

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Warga Kabupaten Gunungkidul diimbau untuk menjaga suasana tetap kondusif selama perayaan Iduladha. Meskipun ada jadwal perbedaan pelaksanaan Iduladha di antara umat muslim yang merayakannya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Gunungkidul, Nur Abadi menjelaskan, perayaan Iduladha pada 2015 selain pada 24 September 2015, juga diselenggarakan pada pada 23 September 2015, oleh Muhammadiyah.

Kondisi ini bukan tidak mungkin berpotensi menjadi isu memecah belah umat Islam. Di samping itu ia menerangkan, dengan adanya perbedaan waktu pelaksanaan Idul Adha, maka jadwal sholat juga berbeda.

“Kalau mau salat Iduladha berdasarkan waktu yang ditetapkan pemerintah, maka dilaksanakan pada 24 September 2015 mendatang. Namun kita tetap harus menghargai umat yang menyelenggarakan Idul Adha pada 23 September,” terangnya, Senin (21/9/2015).

Ia menjelaskan, perbedaan waktu bukanlah persoalan. Mengingat masing-masing umat muslim, atau organisasi agama Islam mempunyai cara pandang sendiri yang mereka yakini.

“Dalam Islam diajarkan untuk menjadikan perbedaan sebagai rahmatan lil alamin, jadi jangan dijadikan masalah,” jelasnya.

Alasan Pemerintah menetapkan Iduladha jatuh pada 24 September 2015, terangnya, sudah sangat jelas. Dzulqa’dah ‘diistikmalkan’ menjadi tiga puluh hari dan 1 Dzulhijjah jatuh pada Selasa,15 September 2015. Hal ini berdasarkan hasil pemantau hilal di beberapa daerah di seluruh Indonesia. Ketetapan ini dituangkan dalam SK Menag No.279/2015 tentang Penetapan Tanggal 1 Dzulhijjah.

“Mari kita saling memahami dan saling bertoleransi, jika ada yang melaksanakan hari raya Idul Adha terlebih dahulu mari tetap jaga ketenangan, ketertiban. Bagi yang belum melaksanakan mari kita saling menghormati, dan begitu juga sebaliknya pada hari berikutnya” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Gunungkidul, Krisna Berlian mengungkapkan bahwa untuk menjamin masyarakat mengonsumsi daging qurban yang sehat dan aman, maka Disnak memiliki tim pemantau di 35 titik pemotongan hewan qurban di 18 kecamatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya