SOLOPOS.COM - Kurban di Masjid Sawunggaling, Solo, Sabtu (4/10/2014). (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Warga bergotong royong mengiris daging hewan kurban di Masjid Sawunggaling, Kampung Sewu, Jebres, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (4/10/2014). Daging kurban tersebut selanjutnya dibagikan kepada warga sekitar masjid. (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Ilustrasi daging kurban. (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Kanalsemarang.com, SEMARANG– Ribuan warga terlihat mengantre pembagian daging kurban yang dilaksanakan di berbagai titik, salah satunya Masjid Agung Semarang di kawasan Kauman, Semarang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada pembagian daging kurban di masjid yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Kauman Semarang, Minggu, sejumlah pengantre daging kurban itu mengaku sudah mengantre selama berjam-jam.

Salah satu pengantre daging kurban, Suwarni, 46, warga Karanganyar, Semarang, mengaku sudah mengantre sejak pukul 13.00 WIB demi mendapatkan urutan depan agar mendapatkan jatah daging kurban.

Ia mengaku sudah enam tahun terakhir “setia” mengantre pembagian hewan kurban di Masjid Kauman Semarang karena pasti mendapatkan jatah, mengingat kantong berisi daging yang dibagikan banyak.

“Tahun-tahun kemarin saya mengantre di sini selalu dapat [daging]. Ya, kalau saya orang kaya, mampu beli daging, ‘ngapain’ ikut antre. Rencananya, dagingnya mau saya masak bestik,” ungkapnya seperti dikutip Antara, Minggu (5/10/2014).

Sementara itu, Sekretaris Takmir Masjid Kauman Semarang Muhaimin mengatakan ada sebanyak 12 ekor sapi dan 53 ekor kambing yang disembelih pada Idul Adha 1435 Hijriah di masjid tersebut.

“Ada sekitar 3.500 kantong berisi daging yang kami bagikan kepada para pengantre ini mulai pukul 15.30 WIB. Dari dulu, menggunakan tinta untuk menandai warga yang sudah dapat daging,” katanya.

Koordinator Distribusi Panitia Idul Adha Masjid Kauman Semarang itu menjelaskan penerima hewan kurban terbagi atas beberapa kelompok yakni pertama orang yang berkurban dan masyarakat sekitar.

“Kedua, fakir miskin di sekitar Masjid Kauman, ketiga adalah warga di kelurahan-kelurahan di Semarang Tengah yang minus, keempat adalah pemohon dari panti asuhan, yatim piatu, dan sebagainya,” katanya.

Kelima, kata Muhaimin, adalah fakir miskin jalanan yang diberikan kesempatan untuk mengantre yang ditandai dengan tinta yang dicelupkan ke jari usai menerima agar tidak ada yang menerima dobel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya