Harian Jogja.com, JOGJA—Masyarakat diminta mewaspadai penyebaran cacing hati (fasciola hepatica) pada hewan kurban. Pasalnya, cacing hati yang terdapat pada hewan kurban membahayakan manusia.
Penyebaran fasciolosis sendiri bisa melalui pakan atau rumput yang ditempeli metasekaria atau larva cacing. Infeksi cacing hati hanya dapat dideteksi melalui uji laboratorium dan manusia dapat terjangkiti cacing hati jika mengonsumsi hati ternak yang mengandung cacing.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Daging kurban yang ditemukan terinfeksi penyakit cacing hati atau parasit lainnya. Hati hewan yang sudah terinfeksi cacing hati dipotong kemudian dibuang. Termasuk daging hewan yang terinfeksi cacing pita,” ungkap Dekan Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Joko Prastowo, di sela-sela pelepasan petugas pemeriksa hewan kurban, Jumat (11/10/2013) di halaman FKH UGM.
FKH UGM melepas 300 mahasiswa beserta 62 dosen menjadi petugas pemeriksa hewan kurban. Mereka diterjunkan wilayah Kota Jogja sebanyak 75 orang, Bantul (50 orang) Kulonprogo (60 orang), Gunungkidul (25 orang) dan Sleman (90 orang).
“Sebenarnya, jumlah ini belum ideal. Sebab, ada sekitar 20.000 titik penyembelihan hewan kurban di DIY dalam waktu yang sama. Nantinya, tim akan bergabung dengan tim bentukan dinas,” ujar Joko.
Para petugas tidak hanya melakukan pengawasan dan pemeriksaan, tetapi juga mengawasi peredaran daging hewan kurban agar masyarakat mengonsumsi daging hewan kurban yang aman, sehat, utuh dan halal.
“Ini yang kedua kalinya saya ikut. Tahun ini saya saya ikut memeriksa Sleman dan sebelumnya di Kulonprogo,” ujar Tri Widiyatmoko, mahasiswa yang ikut mengawasi hewan kurban.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
