SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyembelihan hewan kurban sebelum pandemi Covid-19. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Idul Adha, Dispertan Solo memperkirakan ada 700 lokasi penyembelihan hewan kurban.

Solopos.com, SOLO–Dinas Pertanian dan Petermakan (Dispertan) Solo bakal mengerahkan 60 petugas untuk memantau proses pemotongan hewan kurban di berbagai tempat di Solo saat perayaan Idul Adha, Senin (12/9/2016) mendatang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kabid Perlindungan Dispertan Solo, Herry Mirna, mengatakan puluhan petugas tersebut akan berpencar memantau ke sekitar 700 tempat pemotongan hewan kurban di berbagai kelurahan di Solo. Petugas akan mengecek kesehatan hewan kurban dan kualitas daging kurban. Dispertan ingin daging kurban yang disalurakan kepada masyarakat dalam kondisi layak.

“Kami siapkan 60 orang untuk datang ke masyarakat di lokasi-lokasi pemotongan hewan kuraban. Mereka akan mengawasi kesehatan hewan termasuk kualitas dagingnya. Lokasinya nanti tersebar, sekitar ada 700 tempat. Satu petugas nanti bisa pegang 10 tempat,” kata Mirna saat dimintai informasi Solopos.com, Kamis (25/8/2016).

Berdasarkan pengalaman tahun lalu, menurut Mirna, petugas menemukan banyak hewan kurban memiliki hati yang mengandung cacing dan mengidap pink eye (mata merah). Dia menegaskan hati hewan kurban yang mengandung cacing tidak layak konsumsi. Bukan karena bisa mnularkan penyakit, namun hati hewan yang mengandung cacing tergolong menjijikan.

“Kami mewaspadai banyak hal pada hewan kurban. Salah satunya adalah cacing hati karena tahun-tahun sebelumnya banyak ditemukan. Selain cacing hati, kami juga menemukan banyak hewan kurban dengan pink eye atau mata merah. Kami tidak akan kasih obat suntik kepada hewan-hewan tersebut. Kami hanya boleh kasih obat luar karena hewan mau dipotong,” jelas Mirna.

Sementara itu, Dispertan telah menggelar pelatihan pemotongan hewan kurban di kantor Dispertan pada awal bulan ini, Selasa-Kamis (2-4/8/2016). Pelatihan itu diikuti oleh puluhan takmir masjid dan panitia kurban. Peserta pelatihan pada hari pertama adalah perwakilan dari Kecamatan Pasar Kliwon dan Laweyan, hari kedua dari Jebres dan Serengan, sedangkan hari ketiga dari Banjarsari.

Selain mendengarkan materi di ruangan, peserta juga diajak menyaksikan langsung proses pemotongan hewan kurban sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Dispertan Solo. Mirna menegaskan hewan kurban harus diistirahatkan minimal selama 12 jam sebelum dipotong. Hal itu diperlukan untuk mengembalikan kondisi dan cadangan glikogen otot pada hewan sehingga menghasilkan daging dengan kualitas baik.

“Semua petugas dan perlengkapan harus siap sebelum hewan dibawa ke tempat penyembelihan. Hewan harus sehat dan telah diperiksa antemortem maksimal 24 jam sebelum dipotong. Hindarkan penggelonggongan sapi. Apabila ada hewan sakit atau tampak sakit, maka hewan tersebut tidak dipotong,” imbau Mirna saat sosialisasi kepada takmir masji dan panitia kurban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya