SOLOPOS.COM - Ilustrasi sapi (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, KARANGANYAR — Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Karanganyar mengungkapkan kenaikan harga ternak sapi menjelang Idul Adha 2014 menyentuh nilai Rp2 juta per ekornya.

Kenaikan dipicu lantaran sejumlah peternak enggan menjual ternaknya menjelang Idul Adha, sementara permintaan meningkat. Alasan petani tidak menjual ternaknya karena belum membutuhkan uang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Disnakan Karanganyar, Sumijarto, mengatakan sejumlah peternak enggan menjual ternaknya pada Idul Adha 2014. Ia mengurai dari ribuan peternak sapi di Karanganyar mayoritas berskala kecil atau rumahan.

“Kalau menilik dari jumlah sapi memang banyak. Tapi mereka [peternak] tidak mau menjual sapinya saat ini. Ditanya apa alasannya, ternyata belum butuh uang. Karena itu harganya naik hingga Rp2 juta per ekor,” terang dia di Jumantono, Minggu (14/9/2014).

Jenis sapi yang dicari saat musim seperti ini, sambung dia, adalah jenis brahman berkulit cokelat. Selain itu alternatifnya yakni PO dan limousin. Sumijarto menambahkan sapi jenis limousin tak sebanyak PO dan brahman. Kendati begitu, sapi mahal itu masih banyak diburu oleh warga. “Limousin tidak banyak yang jual, tapi banyak yang mencari. PO paling banyak stoknya, tapi tidak banyak dicari karena berat di tulang. Sementara brahman stoknya tidak terlalu banyak dibanding PO,” urai dia.

Harga sapi jenis PO di pasaran saat ini menyentuh Rp15 juta hingga Rp17 juta per ekor, dengan berat sekitar 200 kilogram. Sementara sapi jenis brahman senilai Rp20 juta hingga Rp25 juta per ekor. “Harga sapi jenis limousin menyentuh nilai Rp25 juta sampai Rp30 juta per ekor. Harga itu bisa lebih mahal kalau ukurannya lebih besar. Patokan harganya Rp60.000 per kilogram daging sapi hidup,” tuturnya.

Dikatakan lebih lanjut, saat ini pihaknya terus memantau perkembangan harga sapi di pasaran. Selain itu, kesehatan ternak itu juga turut dipantau. Pasalnya, saat Hari Raya Kurban tahun lalu, tim Disnakan sempat menemukan cacing hati usai sapi disembelih. Padahal saat mengecek kondisi kesehatan, tidak ditemukan ciri-ciri mengidap cacing hati.

“Deteksinya sulit. Baru ketahuan setelah sapi disembelih. Karena itu kami terus memantau,” pungkasnya, sambil menambahkan dalam waktu dekat menjelang Idul Adha akan ada pelatihan bagi jagal hewan ternak se-Karanganyar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya