SOLOPOS.COM - ilustrasi hewan kurban (JIBI/Solopos/Dok.)

ilustrasi hewan kurban (Dok/Solopos)

ilustrasi hewan kurban (Dok/Solopos)

Solopos.com, SEMARANG — Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng, menjamin ketersediaan hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha 2013.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng, Whitono, mengungkapkan masyarakat tidak perlu khawatir tentang kebutuhan hewan kurban, baik sapi, kambing, dan domba.

“Ketersediaan hewan kurban aman, bisa memenuhi kebutuhan masyarakat pada Hari Raya Idul Adha,” katanya kepada wartawan di Semarang, Senin (30/9/2013).

Dia menyebutkan ketersediaan hewan sapi sebanyak 85.000 ekor, sedang kebutuhan diperkirakan sekitar 50.000 ekor sapi.

Untuk kambing dan domba ketersediannya sebanyak 280.000 ekor, sedang kebutuhan diperkirakan sekitar 214.000 ekor.

“Meski terjadi kenaikan permintaan hewan kurban, sapi, kambing dan domba pada Idul Adha mendatang, tapi dapat dipenuhi,” tandasnya.

Whitono lebih lanjut menyatakan, menjelang Iduh Adha pada 15 Oktober mendatang, saat ini telah terjadi kenaikan hewan kurban.

Harga sapi yang semula Rp12 juta per ekor, sekarang sudah melonjak harganya antara Rp13 juta-16juta per ekor.

“Harga sapi mengalami kenaikan antara Rp1 juta-Rp4 juta per ekor,” ujarnya.

Sedang untuk harga kambing dan domba, kata dia, mengalami kenaikan antara Rp1,5 juta- Rp2,5 juta per ekor.

“Masyarakat diperkirakan akan banyak yang beralih dari sebelumnya berkurban dengan sapi beralih ke kambing yang harganya masih terjangkau,” imbuh Whitono.

Dia menambahkan, untuk mengantisipasi penyakit antrax pada hewan kurban sapi, pihaknya telah mengirimkan surat edaran kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 35 kabupaten/kota untuk melakukan pengawasan kesehatan hewan.

Selain itu, tim gabungan dari provinsi dan kesehatan masyarakat dan veter kabupaten/kota juga memberikan penyuluhan kepada petugas yang ada di masjid dan musala tentang cara merawat hewan kurban sebelum disembelih agar tetap sehat.

”Pengawasan penyakit antrax tidak hanya dilakukan menjelang Idul Adha saja, tapi rutin dilaksanakan secara rutin,” tandasnya.

Ciri-cirinya hewan terkena antrax, imbuh dia, kondisi sapi demam, lesu, bila sudah parah mengalami pembengkakan limpa, dan mengeluarkan darah kotor dari dubur.

“Bila mendapati sapi dalam kondisi ini jangan dibeli. Kami juga melarang untuk diperjualbelikan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya