SOLOPOS.COM - Mahasiswa Thailand di Solo merayakan Hari Raya Idul Adha dengan memasak makanan khas Gajah Putih (Binti Sholikah/JIBI/Solopos)

Mahasiswa Thailand di Solo merayakan Hari Raya Idul Adha dengan memasak makanan khas Gajah Putih (Binti Sholikah/JIBI/Solopos)

Mahasiswa Thailand di Solo merayakan Hari Raya Idul Adha dengan memasak makanan khas Gajah Putih (Binti Sholikah/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Aneka makanan khas Negara Gajah Putih terlihat memenuhi markas Thai Student Organization of Surakarta (TSOS) atau yang lebih dikenal Ikatan Mahasiswa Muslim Thailand Surakarta.

Promosi Jadi Merek Bank Paling Berharga di RI, Nilai Brand BRI Capai US$5,3 Miliar

Beragam kudapan dan makanan khas Thailand tersaji sebagai hidangan dalam merayakan Hari Raya Idul Adha oleh 80-an mahasiswa Thailand yang menempuh studi di Indonesia.

Ekspedisi Mudik 2024

Seusai salat Idul Adha, Selasa (15/10/2013), mereka segera berkumpul di markas yang terletak di Jl. Kasuari No.87, Gonilan, Kartasura. Meski tidak mengadakan kurban seperti tahun sebelumnya, mereka tetap berkumpul sekadar mengobati rindu pada kampung halaman.

Secara swadaya, mereka membeli 20 kg daging sapi, 35 kg daging ayam dan satu ekor kambing untuk dimasak bersama.

Kegiatan itu menjadi rutinitas ikatan mahasiswa yang terbentuk sejak 2010 tersebut saat perayaan hari besar.

“Karena keterbatasan dana, tahun ini kami tidak kurban seperti tahun lalu kami kurban satu ekor sapi. Untuk merayakan Idul Adha tahun ini kami hanya membeli daging untuk dimasak bersama,” jelas Ketua Ikatan Mahasiswa Muslim Thailand Surakarta, Lateefee Yangok, 23, kepada wartawan di sela-sela kegiatan tersebut.

Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia UMS tersebut mengatakan tradisi Hari Raya Idul Adha di Thailand dan Indonesia tidak begitu berbeda. Seusai salat Idul Adha, mereka menyembelih kurban dan membagikan kepada warga miskin agar bisa menikmati dan merayakan hari besar tersebut.

Nantinya, daging-daging tersebut bakal dimasak menjadi gulai, sop dan nea tod kera tiam atau daging sapi goreng. Gulai tersebut hampir sama dengan gulai yang kerap dimasak di Indonesia sedangkan nea tod kera tiam menggunakan bumbu seperti bawang putih, lada hitam dan garam. Beragam bumbu tersebut telah menjadi satu paket instan yang mereka bawa dari Thailand.

“Daging sapi ini dipotong kecil-kecil lalu direndam di dalam bumbu selama satu jam. Baru kemudian digoreng,” jelas mahasiswa semester VII Jurusan Farmasi UMS, Asmah Useng, 22.

Selain masakan dari daging, mereka juga menyiapkan kudapan khas Thailand seperti pathongko, roti canai, godag, bua loi dan sangkhya. Pathongko adalah gorengan yang terbuat dari tepung terigu, seperti cakwe yang kerap dijajakan di Indonesia. Sementara godag terbuat dari pisang dan telur yang direbus bersama daun pandan, seperti karang gesing khas Jawa Tengah dan Yogyakarta.

“Kudapan ini biasanya menjadi cemilan saat pagi sebagai pengganti sarapan dan menjadi jajanan yang kerap dijual di pasar tradisional di Thailand,” jelas mahasiswa program studi Linguistik Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Sumaiyah Menjamin, 26.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya