IDEA: Koordinasi dan keterpaduan SKPD soal pasar masih lemah

GUNUNGKIDUL—Institute for Development Economic Analysis (IDEA) Jogja menilai koordinasi dan keterpaduan program sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Gunungkidul dalam penataan pasar masih lemah. Lemahnya keterpaduan program dan koordinasi lintas SKPD ini perlu lebih ditindaklanjuti agar upaya mewujudkan pasar sehat dapat tercapai.

“Pasar merupakan miniatur dari pemerintahan. Untuk itu perlu lebih ditingkatkan lagi koordinasi dan keterpaduan SKPD dalam melakukan pembangunan dan penataan Pasar Argosari Wonosari agar dapat dicapai sesuai harapan,” kata Koordinator Divisi Perencanaan Penganggaran Partisipatif Transparan dan Akuntabel IDEA Jogja, Hernindya Wisnu Aji saat berkunjung ke Kantor Perwakilan Harian Jogja di Jalan Agus Salim Ledoksari Kepek Wonosari, Jumat (11/11).

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Menurut Aji, keterpaduan lintas SKPD dalam pembangunan, penataan dan pengelolaan Pasar Argosari sangat dibutuhkan sesuai dengan program pasar sehat. Para pedagang selaku sumber retribusi pendapatan daerah masih perlu diberikan pelayanan secara maksimal.

Dari hasil interaksi IDEA Jogja dengan kalangan paguyuban pedagang, diketahui permasalahan yang harus segera mendapat penanganan adalah penempatan pedagang di lantai dasar dan lantai atas. Banyak pedagang di lantai atas mengeluhkan sepinya pengunjung di siang hari. Banyak kios dan los yang beberapa tahun kosong dan kondisinya sepi.

“Persoalan itu mau tidak mau harus segera diatasi dengan membuat kebijakan yang tepat dengan melibatkan pedagang dua lantai secara aktif,” tambah Koordinator program IDEA DIY untuk Gunungkidul Triwahyuni Suciwulandari.

Menurut Triwahyuni, Pasar Argosari merupakan sembilan dari pasar di Indonesia yang dipilih sebagai pasar percontohan menyangkut pasar sehat. Bahkan, informasi yang diperoleh IDEA DIY, Pasar Argosari juga akan digelontor anggaran mencapai miliaran untuk mengelolaan pasar sehat.(Harian Jogja/Endro Guntoro)