SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO--Kalau bisa pohon di tengah lahan mohon untuk tidak ditebang. Permintaan itu disampaikan pemilik rumah, Sri Hastuti, seorang dokter, ketika hendak membangun rumah. Permintaan dokter yang menyukai buku-buku spiritual dan kegiatan alam seperti mendaki gunung ini,  menjadi acuan dalam proses desain rumahnya.

“Salah satu permintaan agar pohon tidak ditebang menjadi acuan kami saat mendesain rumah yang akan dibangun,” ujar Dwi Wahyu Paryanto anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) sekaligus owner Studio Arsitektur STAPATI rsi, Selasa (18/8/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Layaknya tempat tinggal di daerah tropis, di mana penghuni rumah memungkinkan bisa lebih lama menikmati alam dibanding wilayah lain. Oleh karena itu, lanjut Wahyu, keberadaan tanaman, pohon, dan lingkungan alami menjadi salah satu faktor penting dalam proses mendesain.

Iya lingkungan yang penuh tanaman dan pohon rindang dimanfaatkan untuk bersama-sama mengurangi udara panas dan kelembapan tinggi khas negara tropis. Itu yang kemudian menjadi pertimbangan desain bangunan rumah yang beralamatkan di Dusun Tegalrejo, Wedomartani, Sleman, DIY, tersebut.

Menyatukan ruang di dalam rumah dengan alam di luar rumah menjadi bagian penting desain rumah Sri Hastuti. Bukaan yang luas pada rumah tersebut menjadi pilihan untuk mengurangi hawa panas. Selain itu mengalirkan udara dari ruang terbuka di antara bangunan rumah, juga menjadi salah satu cara untuk mengurangi udara panas sekaligus menikmati alam di sekitar bangunan rumah.

Bukaan yang luas dan penggunaan bidang transparan seperti kaca diharapkan mampu mengurangi efek batas ruang dalam rumah dengan bagian luar rumah. Sinar matahari dari luar dibiarkan bebas masuk rumah untuk menciptakan suasana berbeda pada ruang tersebut pada waktu tertentu. Alam di luar seakan ditarik masuk dan menyatu dengan bagian dalam rumah.

Untuk itu batas ruang di dalam dan alam di luar rumah dikaburkan dengan menempatkan material bernuansa kayu pada teras rumah yang cukup lebar. Bahkan salah satu teras rumah tersebut dibuat cukup lebar seakan menjadi bagian ruang di dalam rumah. Juga bisa menjadi semacam pengikat dengan bagian luar rumah.

Tidak hanya itu, taman lengkap dengan pohon di tengah bangunan seakan menyiratkan kedekatan pemilik dengan alam. Pemilik rumah dan tamu atau sahabat yang datang ke rumah seakan diajak memeluk pohon, merangkul alam selepas kegiatan mendaki gunung.

Tak lupa air sebagai unsur alam lainnya dihadirkan dalam kolam pantulan (reflecting pool) yang sederhana dan jernih di tepi salah satu teras. Kolam pantulan ini semakin melengkapi keunikan bangunan yang memang dirancang agar keberadaaan pohon di tengah lahan tidak dihilangkan. Kehadiran reflecting pool pun mampu menghadirkan kesederhanaan, menciptakan keheningan dan ketenangan saat menikmati kedekatan dengan alam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya