SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SOLO–Praktisi serta penulis buku produktif, Sutant Leo menegaskan bahwa ide menulis buku bisa datang sewaktu-waktu dan kadang di tempat yang tak tentu. Itulah sebabnya, lulusan IKIP Bandung 1985 ini mengingatkan agar para calon penulis selalu membawa pena dan buku kecil di dalam saku.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

“Saya mendapatkan ide menulis buku kadang saat mengantar istri ke pasar, atau mengantar anak ke sekolah. Saat seperti itulah, saya langsung mengambil buku kecil di dalam saku dan segera menuliskannya,” kata Leo dalam Seminar Nasional Kiat Jitu Menulis dan Menerbitkan Buku di Kampus Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo, Sabtu (8/9/2012).

Dalam acara yang dihadiri para dosen dan peneliti tersebut, Leo menggambarkan bahwa seorang penulis buku laksana orang yang masuk dalam rimba raya pengetahuan. Ketika karya-karyanya lahir dan dibaca oleh banyak orang, maka di situlah ia akan diuji. “Tak jarang para pembaca yang mencemooh karya saya. Namun, bagi seorang penulis, cemoohan itu adalah cambuk untuk memperbaiki kualitas karya kita,” jelasnya.

Leo juga mengingatkan penulis agar memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Seorang penulis, kata Leo, haram melakukan plagiat atau menumpang nama besar penulis lain.

“Seorang penulis bukan diukur dari gelar atau lulusannya. Melainkan, dari karyanya. Jadilah, penulis apa adanya,” pesannya.

Pemaparan Leo tersebut memancing pertanyaan sejumlah peserta seminar. Sebagain peserta bertanya tentang cara menjaga mood agar semangat menulis itu tetap ada. Sebagian penanya lainnya juga menanyakan bagaimana mengatur waktu agar tulisan bisa segera selesai sesuai waktu.

“Saya sudah setahun mengumpulkan bahan tulisan. Namun, sampai sekarang pun juga tak selesai-selesai. Dan semakin banyak kubaca buku lain, semakin banyak kekurangan buku yang akan saya tulis ini,” ujar salah satu penanya, Bambang.

Penanya lainnya juga mengungkapkan hal yang tak jauh beda. Budiman, salah satu penanya mengaku bingung antara menulis buku dengan mengutip ide dari buku lainnya. Selama ini, yang ia rasakan bahwa buah pikirannya itu tak jauh beda dari kutipan-kutipan buku yang sudah ada.

“Apakah seperti ini bisa dikatakan orisinal untuk menulis buku?” tanyanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya