SOLOPOS.COM - Ilustrasi hepatitis akut misterius. (Freepik.com)

Solopos.com, SEMARANG — Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) meminta seluruh dokter spesialis anak di Jateng melacak gejala penularan hepatitis akut. Hal ini dikarenakan penyakit yang menyerang orang hati itu diperkirakan bisa menular pada anak-anak sekolah.

Sekretaris IDAI Jateng, Choirul Anam, mengaku telah berkoordinasi dengan semua dokter spesialis anak di 35 kabupaten/kota di Jateng. “Total ada 420 dokter anak yang kami libatkan untuk deteksi dini. Nantinya, para dokter akan mempelajari kriteria penyakit yang mengarah ke hepatitis akut,” ujar Choirul, Selasa (10/5/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Deteksi dini, lanjut Choirul, dilakukan dengan melakukan penelusuran terhadap anak-anak yang mengalami sakit perut disertai mual, muntah, dan penyakit kuning.

Choirul menambahkan pihaknya hingga saat ini masih belum mengetahui penyebab penyakit hepatitis akut misterius tersebut. Meski demikian, ia menilai penyakit hepatitis akut itu tidak ada kaitannya dengan penyakit hepatitis pada umumnya.

“Makanya, saat ini kami sedang dalam tahap investigasi,” ujarnya.

Baca juga: Waspada Hepatitis Akut, Dinkes: Belum Terdeteksi di Jateng

Choirul juga menyatakan jika penyakit hepatitis akut tersebut berisiko menular pada anak usia di bawah 19 tahun seperti anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar (SD) hingga SMA. Namun untuk penyebabnya sampai saat ini masih misterius.

“Penyebabnya belum diketahui. Kita lagi tahap investigasi dan deteksi dini untuk meningkatkan kewaspadaan di setiap daerah,” tegas dia.

Choirul pun mengimbau kepada setiap orang tua yang memiliki anak di bawah 19 tahun untuk meningkatkan kewaspadaan. Selain itu, orang tua juga harus memberikan imunisasi kepada anak secara lengkap dan menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS), salah satunya dengan menghindari jajan dan makan di sembarang tempat.

Baca juga: Anak Muncul Gejala Hepatitis Akut Misterius? Ini yang Bisa Kamu Lakukan

“Harus dikendalikan dulu [jajan dna makan]. Karena pola penularannya kayak yang lain. Korovekal atau lewat makanan. Cuma sementara ini belum ada laporan kasusnya di Jateng,” tutup dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya