SOLOPOS.COM - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, Hari Wahyu Nugroho menyampaikan materi dalam acara Diseminasi Kasus Audit Stunting Tingkat Kota Solo tahun 2023, Selasa (30/5/2023). (Solopos.com/Nova Malinda)

Solopos.com, SOLO —Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Hari Wahyu Nugroho, menjelaskan 1.000 hari kehidupan pertama menjadi fase penting bagi anak untuk mencegah resiko stunting. Maksud dari 1.000 hari pertama ini adalah kehidupan mulai dari usia janin hingga lahir menjadi anak umur dua tahun.

Stunting kalau sudah lewat dari 1.000 hari pertama kehidupan ini, stuntingnya sudah tidak bisa diotak atik lagi,” ucap dia dalam acara Diseminasi Hasil Kasus Audit Stunting Tingkat Kota Solo di Gedung lantai III Dinas Kesehatan Solo, Selasa (30/5/2023).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bahkan, Hari menjelaskan apa yang dialami pada tahun pertama kehidupan akan mempengaruhi kehidupan seseorang seumur hidup.

Oleh karenanya, 1.000 hari pertama kehidupan seseorang harus dikawal dengan ketat. Sehingga, perlu adanya pemantauan intensif tumbuh kembang anak untuk bisa mengamati secara detail kasus stunting.

Ekspedisi Mudik 2024

“Dilihat dari kasat mata tidak berbeda, tapi grafik tumbuh kembang bisa beda,” kata dia.

Standar untuk memantau pertumbuhan anak secara internasional World Health Organization (WHO) menggunakan alat ukur kurve pertumbuhan 0-5 tahun. Seorang anak akan dikatakan normal bila pertumbuhannya sesuai kurve tersebut.

Pengukuran tumbuh kembang anak secara standard dimulai sebelum ibu hamil sampai anak lahir usia dua tahun.

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap lima anak yang berbeda dari berbagai aspek seperti negara dan sukubangsa. Ketika lima anak ini diberikan perlakuan yang sama, kurve pertumbuhan mereka akan sama saat usianya lima tahun.

“Siapapun bapak ibunya kalo perlakuannya sama dia akan sama,” kata dia.

Kurve pertumbuhan ini intervensi oleh sejumlah indikator seperti kondisi kesehatan calon ibu sebelum hamil, lingkungan sosial, dan kondisi ekonomi.

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan anak stunting. Misalnya, bayi lahir premature bisa tujuh kali lipat berisiko stunting, berat badan lahir kurang dari 2500 gram dua kali lipat berisiko stunting, tidak punya WC 3,5 kali lipat berisiko stunting, tidak ASI ekslusif tiga kali lipat berisiko stunting, ayah pengangguran dua kali lipat berisiko stunting, kemiskinan dua kali lipat berisiko stunting, dan tidak Antenatal Care (ANC) dua kali lipat berisiko stunting.

Untuk tindakan pencegahan stunting, para pemangku kepentingan bisa memulai antisipasi sejak perempuan beerusia remaja. Melalui pemenuhan nutrisi yang baik, pemenuhan zat besi, usia remaja tidak boleh menikah dan hamil.

Lalu pencegahan stunting untuk ibu hamil bisa dilakukan melalui, pemenuhan kebutuhan asam folat, zat besi, kalsium, kontrol rutin, dan menghindari infeksi.

Selanjutnya, pencegahan stunting saat usia bayi nol sampai dua tahun, dilakukan dengan pemenuhan ASI ekslusif, pemberian makan anak yang cukup, pemenuhan kebutuhan susu 750 ml, pemenuhan kebutuhan protein lewat telur dan daging merah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya