SOLOPOS.COM - Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jakarta Idris Ahmad dan anggota Fraksi PSI Jakarta William A Sarana melakukan konferensi pers terkait temuan anggaran siluman di Kebijakan Umum APBD Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUAPPAS) 2020 di kantor Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta, Jakarta, Rabu (30/10/2019). (Bisnis-Feni Freycinetia Fitriani)

Solopos.com, JAKARTA — Polemik tentang anggaran janggal lem Aibon dan alat tulis di Kebijakan Umum Anggaran dan Perkiraan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD DKI Jakarta 2020 yang diungkap Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendapat apresiasi dari lembaga pengamat.

Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Misbakhul Hasan mengungkap bahwa masyarakat justru menunggu-nunggu adanya suara kritis dari anggota dewan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Terlebih, ketika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tampak tertutup terkait perencanaan anggarannya pada publik. Bahkan terhadap lembaga swadaya masyarakat pemantau anggaran, Pemprov juga tertutup.

"Kita justru apresiasi yang disampaikan teman-teman PSI. Kita harap ini menjadi tradisi, karena ini kan bentuk diskusi dengan masyarakat juga dan suatu pendidikan terhadap politik anggaran," ungkapnya dalam sebuah diskusi di kantor Indonesia Corruption Watch (ICW) kawasan Kalibata, Jakarta Timur, Senin (4/11/2019).

Dalam kesempatan yang sama, peneliti ICW Almas Sjafrina mengungkap bahwa sikap politikus memang terkesan ingin "cari panggung" dan mendapat perhatian publik. Namun, PSI mampu membawa energi itu ke arah positif.

Tak Cuma Rp82,8 Miliar, Anggaran Lem Aibon Ternyata Jauh Lebih Gede

"Jadi kalau sedang membahas anggaran seperti sekarang, justru anggota dewan yang diam-diam saja itu yang harus kita pertanyakan kinerjanya," ungkap Almas.

Sementara itu Analis dan Advokat Indonesia Budget Center, Rahmat, menjelaskan bahwa sikap PSI penting menjadi tradisi. Sebab hal itu bisa memberikan pengetahuan tentang usulan-usulan program dari pemerintah untuk masyarakat.

"Karena pada 2014, IBC mencoba menggandeng pemerintah dan masyarakat terkait transparansi anggaran kebersihan. Hasilnya, ternyata banyak masyarakat yang belum tahu ada program dan usulan yang masuk di APBD untuk mereka," ujar Rahmat.

PA 212 Mau Reuni Bareng Rizieq Shihab, Netizen Usul Pakai Anggaran Lem Aibon

"Inilah pentingnya pihak otoritas membuka dokumen perencanaan mereka. Agar kita bisa menilai apakah program-program dan kegiatan yang dibuat pemerintah memang merepresentasikan kebutuhan masyarakat," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya