SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p lang="zxx"><strong>Solopos.com, RIYADH &ndash;</strong> Osama bin Laden bukanlah sosok yang asing di dunia. Pemimpin Al Qaeda ini meninggal dunia pada 2011 setelah baku tembak dengan pasukan militer Amerika Serikat di Abbotabad, Pakistan.</p><p lang="zxx">Tujuh tahun setelah kematiannya, ibunda Osama bin Laden, Alia Ghanem, menceritakan sosok anaknya kepada publik.</p><p lang="zxx">Dalam wawancara eksklusif bersama <em>The Guardian</em> yang dilansir Jumat (3/8/2018), Alia Ghanem menceritakan kenangannya tinggal bersama <a href="http://news.solopos.com/read/20180502/497/913558/catatan-peristiwa-dunia-hari-ini-2-mei-2011-osama-bin-laden-tewas">Osama bin Laden</a> saat tinggal di Jeddah, Arab Saudi.</p><p lang="zxx">Alia Ghanem menyebut Osama bin laden sebagai anak yang pemalu dan baik. Sayang, dia salah memilih pergaulan saat menempuh kuliah di King Abdul Aziz University, Arab Saudi.</p><p lang="zxx">Semasa kuliah, menurut sang ibu, Osama bin Laden bergabung dengan gerakan politik yang mengadopsi paham salafi. Dia berguru kepada salah satu dosennya, Sheikh Abdullah Azzam, yang menjadi tokoh utama pendukung perang melawan pendudukan Uni Soviet atas Afghanistan.</p><p lang="zxx">Alia Ghanem dan keluarganya kali terakhir melihat <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180427/497/912912/mantan-pengawal-osama-bin-laden-hidup-enak-di-jerman">Osama bin Laden</a> pada 1999 atau dua tahun sebelum serangan 9/11. Saat itu Osama bin Laden sebagai tersangka utama teror global.</p><p lang="zxx">"Kami sangat kesal kepadanya. Aku tidak mau semua ini terjadi. Kenapa dia melakukan semua itu?" kata Alia Ghanem mengenang tindakan Osama bin Laden.</p><p lang="zxx">Alia Ghanem mengklaim putranya terjebak di antara budaya kultus dan mengalami cuci otak pada usia muda.</p><p lang="zxx">"Dia bertemu dengan beberapa orang yang mencuci otaknya saat usianya baru 20 tahun. Dia menjadi orang yang berbeda setelah bertemu Abdullah Azzam, seorang anggota Ikhwanul Muslimin. Saya selalu memintanya menjauhi mereka. Dia mengiyakan perkataan saya. Namun, tetap saja dia tidak menjauhi orang-orang itu," sambung Alia Ghanem.</p><p lang="zxx">Di mata keluarga, <a href="http://news.solopos.com/read/20180107/497/882631/cucu-osama-bin-laden-tewas">Osama bin Laden</a> adalah pria yang cerdas. Mereka bangga dengan aksinya melawan pendudukan Uni Soviet.</p><p lang="zxx">Dia kemudian pergi ke Sudan yang menjadi awal mimpi buruk bagi keluarganya. Meski demikian, Alia Ghanem tidak pernah malu anaknya dinyatakan sebagai teroris.</p><p lang="zxx">Sampai saat ini, keluarga Osama bin Laden masih tetap diawasi badan intelijen dari berbagai negara. Kehidupan mereka yang merupakan salah satu keluarga terkaya di Arab Saudi ingin melupakan masa lalu. Namun, hal itu cukup sulit karena nama Osama bin Laden terlanjur dicap buruk.</p>

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya